I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Pentingnya Tanaman Kacang
Tanah Dalam Perekonomian Indonesia)
Pada awalnya kacang
tanah merupakan tanaman yang berasal dari daerah di Amerika Selatan yaitu
Brazillia. Kacang tanah masuk ke Indonesia pada abad ke-17 diduga karena
pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis membawa kacang tanah tersebut ketika
melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597.
Kacang tanah memiliki banyak manfaat diantaranya
yaitu sebagai minyak penting dan sumber makanan bagi jutaan orang, digunakan
untuk bahan baku pakan ternak, sebagai sumber penting protein, vitamin,
mineral, kacang tanah juga dimanfaatkan untuk penggunaan sabun, deterjen, dan
kosmetik.
Produksi kacang tanah terus meningkat selama tahun
1969-2001, walaupun peningkatannya setiap Pelita hanya sekitar 1-2 persen per
tahun. Di
Indonesia sejak tahun 1979 dilakukan impor kacang tanah . Indonesia mengimpor
kacang tanah dalam bentuk kupas dan bungkil kacang tanah. Selama tahun
1990-1998 terjadi peningkatan ekspor kacang tanah berkulit sebesar 20,0 persen
per tahun. Peningkatan produksi kacang
tanah berpeluang besar karena permintaan dalam negeri yang sangat baik. Selain
Indonesia mampu mengekspor kacang tanah, Indonesia juga masih harus mengimpor
kacang tanah dari luar negeri baik dalam bentuk hasil olahan maupun dalam
bentuk kacang tanah sebagai bahan baku. Jika dilihat dari volume maupun
nilainya, impor kacang tanah Indonesia cendrung mengalami peningkatan.
Perbedaan antar yang di ekspor dan yang diimpor, menyatakan bahwa ada peluang yang sangat besar untuk
meningkatkan produktivitas dan produksi dalam negeri.
Peluang pasar untuk kacang tanah sangat
besar. Pasar kacang tanah mempunyai peluang yang besar karena komoditi ini banyak digunakan sebagai
pangan, pakan dan bahan baku industri. Banyak indusri pangan yang memproduksi
makanan ringan berbahan baku kacang seperti PT Kacang Garuda dan PT Dua Kelinci
yang merupakan dua perusahaan skala
besar yang memproduksi berbagai produk olahan berbahan baku kacang tanah,
seperti kacang garing dan kacang telur. Meskipun peluang pasarnya besar namun produksi kacang di dalam negeri belum
bisa memenuhi permintaan tersebut.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, terjadi peningkatan
permintaan kacang tanah di Indonesia. Peningkatan permintaan tersebut
dikarenakan beragamnya penggunaan kacang tanah untuk pangan maupun bahan baku
industri. Di Indonesia potensi untuk
meningkatkan produksi kacang tanah cukup besar karena Indonesia mempunyai lahan
yang luas untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
Untuk meningkatkan produksi kacang tanah, ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, salah satunya adalah faktor benih. Tidak hanya untuk
produksi kacang tanah, tetapi juga untuk produksi komoditi lainnya faktor benih
memegang peranan yang penting. Penggunaan benih dengan kualitas yang baik, akan
menghasilkan kacang tanah dengan kualitas yang baik pula. Begitu juga
sebaliknya, penggunaan benih dengan kualitas yang buruk, akan menghasilkan
kacang tanah dengan kualitas yang makin buruk, bahkan dengan volume yang jauh
di bawah standar minimal budidaya dengan benih kualitas baik.
Walaupun
telah diketahui bahwa faktor kualitas benih memegang peranan penting dalam
budidaya pertanian, tetapi banyak budidaya kacang tanah yang dilakukan oleh
petani tradisional, biasanya mengabaikan faktor benih. Petani tradisional
biasanya menggunakan benih yang berasal dari kacang tanah hasil panen
sebelumnya, yang sebenarnya hanya bisa dimanfaatkan sebagai kacang konsumsi.
Oleh karena itu, sulit diketahui apakah benih tersebut telah mengalami degradasi
atau masih cukup baik. Tetapi tidak semua petani menggunakan benih yang
diperoleh dari hasil tanam musim sebelumnya, ada juga petani yang memilih
menggunakan benih kacang tanah dengan varietas tertentu sebagai bahan tanam.
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya
bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah
ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: daya hasil tinggi; umur pendek
(genjah) antara 85-90 hari; hasilnya stabil; tahan terhadap penyakit utama
(karat dan bercak daun); toleran terhadap kekeringan atau tanah becek. Varietas
kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu: Kacang Brul, berumur
pendek (3-4 bulan); Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan); Kacang Holle,
merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas- varietas yang ada.
B.
Prospek Usaha Tanaman Kacang Tanah
Produksi kacang tanah di Indonesia tersebar di berbagai daerah,
sedangkan sentra penanaman/produksi kacang tanah di Indonesia meliputi Sumatra,
Jawa, Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, serta NTB. Produksi kacang tanah di NTB rata-rata baru mencapai
40.368 ton, khusus untuk Kabupaten Dompu 1.400 ton per tahun dan Kabupaten Bima
2.000 ton per tahun. Selain Dompu dan Bima, daerah penghasil kacang tanah juga
terdapat di Lombok, seperti di Lombok Timur, Kecamatan Pringgerate. Luas lahan keseluruhan yang diusahakan petani
dengan membudidayakan tanaman kacang tanah di daerah lombok mencapai 3000 ha.
Luas lahan ini didasarkan pada ketersediaan lahan untuk memproduksi kacang
tanah yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan kacang tanah yang akan dipasarkan
ke PT Garudafood. Luas lahan yang tersedia tersebut belum mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan PT Garudafood. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh
Estate Manager PT Bumi Mekar Tani bahwa lahan yang dibutuhkan untuk dapat
memenuhi permintaan PT Garudafood adalah 6 ribu ha.
Jika luas lahan yang telah tersedia sebesar
3000 ha tersebut menjadi patokan untuk menentukan jumlah benih yang dibutuhkan
oleh PT Bumi Mekar Tani yang akan digunakan untuk memproduksi kacang tanah oleh
petani, maka jumlah benih yang dibutuhkan adalah 210.000 kg. Jumlah tersebut didapatkan dari jumlah benih per
hektar yang diberikan kepada petani dalam budidaya tanaman kacang tanah yaitu
sebanyak 180 kg/ha dalam bentuk polong kering. Dari total keseluruhan benih
yang dibutuhkan, jumlah benih kacang tanah yang dapat dipasok dari usaha
agribisnis perbenihan kacang tanah yang akan kami jalankan adalah 3600 kg atau
sekitar 1,71%. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan benih pada
lahan seluas sekitar 51 ha.
C. Tujuan
Agribisnis Perbenihan Tanaman Kacang Tanah
Agribisnis perbenihan tanaman kacang tanah ini bertujuan
untuk memperoleh keuntungan dengan memproduksi benih kacang tanah sebanyak 3600
kg untuk satu kali musim tanam. Sedangkan produksi benih dalam satu tahun
dilakukan sebanyak 2 kali, sehingga dalam satu tahun produksi benih yang
dihasilkan adalah 7.200 kg. Sebagaimana dijelaskan pada subbab sebelumnya
bahwa, jumlah benih yang akan diproduksi hanya dapat memenuhi kebutuhan benih
PT Bumi Mekar Tani sebesar 1,71%. Hal ini karena usaha agribisnis perbenihan
kacang tanah ini merupakan suatu bentuk pembelajaran awal dalam membangun suatu
usaha, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dan luas
areal penanaman yang tidak terlalu luas, yaitu hanya 3 ha.
D. Lokasi
dan Waktu
Lokasi penanaman untuk memproduksi benih kacang tanah ini
adalah di Masbagik Utara, Lombok Timur. Waktu penanaman adalah pada bulan
April-Juni dan Juli-September, sehingga dalam satu tahun produksi benih kacang
tanah dilakukan sebanyak 2 kali.
II.
Manajemen Sarana Produksi
A. Varietas
yang akan diusahakan
Dalam memilih varietas kacang tanah yang akan diusahakan,
kami menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Dalam rencana agribisnis
perbenihan kacang tanah ini, kami akan bekerjasama dengan PT. Bumi Mekar Tani
yang merupakan badan usaha yang bekerjasama dengan petani. PT. Bumi Mekar Tani
menajlin kerjasama dengan PT. Garudafood untuk pemasaran produksi kacang tanah
yang dihasilkan oleh petani. Sehingga varietas yang kami gunakan berpatokan
pada tipe kacang tanah yang diinginkan oleh PT. Garudafood. PT. Garuda Food
biasanya memilih kacang tanah yang memiliki 3-4 biji per polong, sehingga kami
memilih varietas kacang tanah yang dapat memenuhi kriteria tersebut. Beberapa
varietas unggul kacang tanah di NTB yang memiliki 3-4 biji per polong adalah
varietas Panter dan Singa. Diantara kedua varietas tersebut, yang akan kami
gunakan adalah varietas Panter, karena varietas tersebut memiliki lebih banyak keunggulan dibandingkan varietas
singa yaitu toleran penyakit layu, toleran penyakit karat dan toleran
penyakit bercak daun.
Varietas Panter
dilepaskan pada tahun 1998 dengan nomor induk 1228 dan nomor galur GH 7594. Varietas ini berasal
dari seleksi massa populasi ICG 1703 varietas lokal asal Peru. Umur berbunganya
28–31 hari, warna bunga kuning, warna biji ros (merah muda) dan warna ginofor
hijau. Bentuk tanaman tegak, warna batang hijau, dan warna daun hijau. Umur
panen varietas ini 90–95 hari dengan hasil rata-rata 2,60 ton/ha, bentuk biji
persegi, jumlah biji/polong 3-4, jumlah polong/tanaman 15-20 dan bobot 100 biji
35-40 gram. Varietas ini toleran penyakit layu, toleran penyakit karat, toleran
penyakit bercak daun dengan kadar lemak 43,0% dan kadar protein 21,5%. Varietas
ini memiliki sifat terhadap lingkungan toleran kekeringan dengan adaptasi luas,
hasil stabil, benih penjenis (BS) dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi.
B. Sumber Benih
Benih kacang tanah berasal dari tanaman yang
dibudidayakan untuk tujuan memperoleh benih, bukan budidaya yang akan menghasilkan
kacang konsumsi. Benih yang akan kami produksi adalah kelas benih sebar.
Sumber benih yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dari benih pokok yang
merupakan keturunan pertama benih dasar atau keturunan kedua dari benih pejenis
yang dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi. Benih pokok diperoleh dari BBI
Palawija yang berlokasi di Jawa Timur.
C. Lahan
Budidaya
kacang tanah dilakukan di lahan sawah pada musim kemarau. Penanaman kacang
tanah di lahan sawah bisa dilakukan pada bulan April – Juni dan bulan Juli - September. Penanaman
kacang tanah di sawah cukup menguntungkan karena pada musim kemarau tersebut,
intensitas sinar mataharinya sangat tinggi. Hingga produksi kacang tanah bisa
optimal. Tingginya intensitas sinar matahari ini mengakibatkan fotosintesis
berlangsung sehari penuh, dan hama serta penyakit tanaman juga kurang. Yang
menjadi kendala utama pada budidaya kacang tanah di lahan sawah adalah faktor
ketersediaan air. Kendala ini tidak akan terjadi pada lahan berpengairan
teknis. Oleh karena itu,
pada usaha agribisnis benih kacang tanah ini kami menggunakan lahan sawah
irigasi teknis.
D. Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi benih
kacang tanah adalah traktor, cangkul, tugal, garu, karung, oven, dan lain-lain.
E. Pupuk
Pupuk
yang digunakan adalah pupuk Ponska dengan dosis untuk 60 kg. Pupuk Ponska mengandung nitrogen, fosfat, dan kalium.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan menggunakan
pestisida
Hama dan penyakit merupakan masalah yang pelu dihadapi dalam pembudidayaan
tanaman. Sama halnya dengan tanaman budidaya lainnya kacang tanah juga
mempunyai beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menganggu. Pada umumnya
hama yang sering menyerang kacang tanah adalah wereng kacang tanah, penggerek
daun, ulat jengkal dan ulat grayak, sedangkan penyakit yang sering menyerang
kacang tanah antara lain adalah layu bakteri, bercak daun, dan penyakit karat. Pengendalian
hama dapat dikendalikan dengan insektisida, sedangkan
pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau
menggunakan fungisida.
G. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang
berasal dari daerah atau tempat dimana dilaksanakan produksi benih
kacang tanah tersebut. Hal tersebut bertujuan agar mengurangi jumlah masyarakat
yang menganggur di daerah tersebut, dengan adanya usaha produksi benih kacang tanah
tersebut diharapkan juga banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi lapangan
kerja yang baru bagi masyarakat.
III.
Manajemen Permodalan
Manajemen modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk
kegiatan usaha, sehingga modal merupakan salah satu faktor penting dalam
memulai suatu usaha, termasuk usaha agribisnis perbenihan kacang tanah. Modal
usaha dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu modal sendiri dan pinjaman. Dalam
usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini modal usaha berasal dari modal
sendiri, yaitu sebesar Rp20.000.000,- dan pinjaman dari bank sebesar
Rp20.000.000,- juga. Modal sendiri diperoleh dari hasil gabungan dana dari
masing-masing anggota, dimana tiap anggota menanamkan modal sebesar Rp5.000.000,-.
Modal pinjaman digunakan untuk menutupi kekurangan modal yang dibutuhkan untuk
menjalankan usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini, karena modal usaha
yang dibutuhkan untuk usaha agribisnis ini adalah sekitar Rp40.000.000,-. Bank
Syariah Mandiri menjadi target tempat peminjaman modal usaha ini.
IV.
Manajemen Teknik Produksi
A. Persiapan Lahan
Pada umumnya tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur
ringan, seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah
dapat dibudidayakan di beberapa jenis lahan seperti sawah irigasi teknis, sawah
tadah hujan, dan lahan kering. Pemilihan
lahan merupakan langkah penting untuk pembudidayaan kacang tanah, dalam
pemilihan lahan beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain tanah cukup
subur, gembur serta bertekstur ringan, tanah berdrainase dan beraerasi baik
serta memiliki pH antara 6,0 -6,5.
Untuk
agribisnis perbenihan yang kami lakukan, kami membudidayakan kacang tanah di
sawah irigasi teknis. Setelah pemilihan lahan kemudian tanah diolah dengan
melakukan pembajakan sebanyak 1 kali dan digaru sebanyak 1 kali juga.
Selanjutnya dilakukan pembuatan saluran drainase berjarak 3-4 meter membujur
searah dengan barisan tanaman dengan lebar saluran 30 cm dan dengan kedalaman
25 cm.
B. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah lahan dibasahi, tapi tidak sampai tergenang. Cara
penanaman dengan cara tugal, biji
ditugalkan dengan kedalaman 3 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 x 10 cm
dengan 2 biji per lubang. Perlu juga diupayakan agar penanaman
dilakukan serentak pada suatu hamparan
C. Pemeliharaan
1. Pemupukan
Pupuk Ponska pada umur 10-15 hari setelah tanam
dengan cara disebarkan dalam larikan antara barisan.. Pemupukan dengan cara
sebar juga bisa dilakukan, penyebaran dilakukan secara merata keseluruh areal
sebelum tanam, asalkan kondisi lahan dalam keadaan lembab (macak-macak).
2.
Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mempertahankan populasi, dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu.
Penyulaman bertujuan untuk mempertahankan populasi, dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu.
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu pada umur 3 minggu dan umur 6 minggu setelah tanam (tergantung keadaan
rumput).
4. Pengairan
Pembudidayaan tanaman kacang tanah tidak membutuhkan
air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman kacang tanah adalah fase
perkecambahan, fase pertumbuhan dan fase pengisian polong. Waktu pengairan yang
baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
5. Pengendalian
hama dan penyakit
Hama utama
yang menyerang kacang tanah adalah wereng kacang tanah, penggerek daun, ulat
jengkal dan ulat grayak. Hama tersebut dapat dikendalikan dengan insektisida
endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon. Untuk pencegahan,
pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25, 35 dan 45 hari. Penyakit
utama kacang tanah antara lain adalah layu bakteri, bercak daun, dan penyakit
karat. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau
menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan
klorotalonil. Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur
35, 45 dan 60 hari.
D. Panen
Pemanenan tanaman kacang tanah dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur
antara 90-95 hari.
Pemanenan memerlukan beberapa kriteria yaitu antara lain sebagian besar
polongnya (80 %) telah tua, kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman,
polong berisi penuh, kulit biji tipis mengkilat dan tidak berair serta sebagian
besar daun telah rontok.
Panen
dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak
tertinggal dalam tanah.
E. Pasca panen
Setelah dipanen brangkasan kacang tanah
dipotong lebih kurang 10 cm kemudian dibersihkan. Adapun beberapa kegiatan
pokok pasca panen yang dilakukan untuk kacang tanah adalah sebagai
berikut:
1. Pemipilan
Pemipilan polong kacang tanah dari batangnya dilakukan dengan menggunakan tangan.
Pemipilan polong kacang tanah dari batangnya dilakukan dengan menggunakan tangan.
2. Pengeringan
Polong kacang tanah
ditebarkan di atas anyaman bambu atau tabir sambil dijemur dibawah terik
matahari sampai kering (Kadar air 9% - 12%).
3. Penyimpanan.
Penyimpanan
dalam bentuk polong kering, karena benih
kacang tanah yang dihasilkan dijual dalam bentuk polong. Polong
kering dimasukkan ke dalam karung goni atau kaleng
tertutup rapat, lalu disimpan di gudang
penyimpanan yang tempatnya kering.
F.
Pengemasan
Pengemasan
dilakukan dalam rangka usaha untuk mempertahankan mutu benih. Selain itu,
dengan pengemasan benih dapat lebih meyakinkan konsumen akan mutu dari benih
tersebut, karena pada kemasan akan tercantum label benih yang telah
disertifikasi. Bahan yang digunakan untuk mengemas benih kacang tanah ini
adalah plastik
V.
Manajemen Pengujian
Sebelum dipasarkan, benih yang dihasilkan perlu
diuji terlebih dahulu. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian di lapangan
dan pengujian laboratorium. Pengujian ini dilakukan dalam rangka mendapatkan
sertifikat benih, sehingga dalam pemasaran benih tersebut dapat lebih
meyakinkan konsumen karena benih tersebut telah disertifikasi. Prosedur
pengujian benih untuk memperoleh sertifikat benih tersebut antara lain:
Permohonan Sertifikasi
Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara
sertifikasi benih setempat. Permohonan ini hanya dapat diajukan oleh produsen
yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1.
Menguasai lahan
yang akan digunakan untuk memproduksi benih
2.
Memiliki atau
menuasai benih simber
3.
Mampu
memelihara dan mengatur lahan pertanamannya
4.
Memakai
petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi beni sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
5.
Mempunyia
fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan
6.
Bersedia
membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10
hari sebelum tabur dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah
ditentukan. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit
sertifikasi yaitu terdiri dari 1 varietas dan 1 kelas benih dalam satu
keasatuan lahan (lot). Dalam permohonan tersebut dilampirkan :
1.
Label benih
sumber yang akan ditanam
2.
Sket peta
lapangan
Pemeriksaan
Dokumen
Pemeriksaan
kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar, untuk mendapatkan kepastian
bahwa data yang diberikan benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan
Pemeriksaan
Pertanaman
a.
Untuk
mendapatkan kepastian bahwa yang akan dihasilkan dari pertanaman tersebut
adalah benar terdiri dari varietas yang dimaksud dan tidak tercampur sampai
batas toleransi
b.
Produsen harus menyampaikan
permintaan pemeriksaan pertanaman selambat-lambatnya satu minggu sebelum
pemariksaan kepada penyelenggara sertifikasi
c.
Pemeriksaan
lapangan dilakukan oleh PBT
d.
Sebelum
pemeriksaan dilakukan, produsen harus membersihkan CVL, tipe simpang, tanaman
yang terserang hama, dan rerumputan
e.
Dilakukan pada
fase-fase pertumbuhan tertentudari tanaman yang bersangkutan
f.
Apabila
ternyata dalam pemeriksaan tidak memenuhi standar yang berlaku, maka
sertifikasi tidak bias dilanjutkan
g.
Laporan
pemeriksaan pertanaman dibuat oleh Pengawas Benih Tanaman dan disampaikan
kepada produsen paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai pemeriksaan
Pemeriksaan
alat panen
1.
Produsen harus
mengajukan permintaan untuk pemeriksaan tersebut selambat-lambatnya 1 minggu
sebelum panen/digunakan
2.
Fasilitas
penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen, pengolahan,
pengeringan dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan
3.
Dilakukan oleh
Pengawas Benih Tanaman
Pengawasan
benih pada saat panen dan proses pengolahan
1.
Pengawasan
dilakukan oleh Pengawas Benih pada saat-saat tertentu tanpa pemberitahuan
terlebih dahulu
2.
Benih harus
disimpan dalam tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi udara terjamin
3.
Semua benih
bersertifikat harus dimasukkan atau diletakkan pada tempat yang bersih
4.
Identitas
kelompok benih seperti jenis/varietas, nomor kelompok, asal lapangan atau blok,
harus ada dan terpelihara setiap sama
5.
Penyusunan
wadah
6.
Wadah diatur
sedimikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan setiap wadah
benih mempunyai klesempatan yang sama untuk diambil contoh benihnya serta
contohnya dapat diambil dengan mudah
Pengambilan
contoh benih
1.
Contoh benih
untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok benih yang
sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam
mutunya
2.
Jumlah/beratnya
satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak lebih dari
ketentuan yang berlaku
3.
Contoh benih
dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas.
4.
Cara pengmbilan
contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat pengambilannya harus sesuai
dengan pedoman yang berlaku
5.
Contoh benih
yang telah disampaikan ke Labratorium tidak dapat diambil kembali
6.
Pengambilan
contoh benih ulangan
Dari setiap kelompok benih hanya diambil satu contoh benih resmi, kecuali
dalam hal-hal tertentu dapat diambil contoh ulangan. Bagi benih yang berbentuk
biji hal-hal tertentu tersebut yaitu apabila:
a.
Suatu kelompok benih
tidak memenui standar pada pengujian pertama karena tercampur benih tanaman
lainnya
b.
Pada pengujian
pertama ternyata kadar airnya tidak memenuhi standar
c.
Pada pengujian
pertama ternyata daya tumbuhnya tidak memenuhi standar
Pemberian Sertifikat Benih
a.
Laporan
mengenai pemeriksaan tersebut, dibuat dalam bentuk yang ditetapkan
b.
Suatu kelompok
benih yang memenuhi semua persyaratan pada setiap tahapan pemeriksaan akan
dikeluarkan suatu laporan lengkap hasil pengujian benih bina yang merupakan
benih sertifikat untuk kelompok benih yang bersangkutan
c.
Benih yang
tidak memenuhi standar untuk suatu kelas benih tertentu, tetapi masih memenuhi
standar untukkelas benih yang lebih rendah, kelas benihnyta dapat disesuaikan
dengan kelas benih yang dicapai, atas dasar permintaan produsen yang
bersangkutan
d.
Untuk benih
bersertifikat yang tidak melalui proses pengujian laboratorium, sertifikat
benih bina juga dapat berasal dari penggabungan dari beberpa blok yang berbeda
tanggal panennya tidak lebih dari 5 hari
Pemasangan label
dan Segel
a.
Label dan/atau
segel harus dipasang pasa tiap-tiap wadah benih atau dengan cara lain yang
disetujui penyelenggara sertifikasi yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak
b.
Pemasangan
label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih
c.
Produsen benih
mengajukan permintaan nomor seri pengadaan label benih bersertifikat dan/atau
segel kepada penyelenggara sertifikasi setelah laporan lengkap hasil pengujian
benih suatu klompok benih diterimanya
Pelabelan Ulang
a.
Benih
bersertidfikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya apabila akan
diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang
b.
Pelaksanaan
pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan paling lambat dalam jangka waktu
14 hari sebelum habis masa edar
c.
Pengujian dan
pelabelan ulang dapat dilakukan terhadap benih produksi dalam negeri atau
pemasukan dari Negara lain oleh produsen/pengedar benih
d.
Produsen tau
pengedar benih harus menuliskan data mutu berdasarkan hasil pengujian baru pada
label ulangan
e.
Label ulangan
disediakan oleh pemilik benih dan dibubuhi kata-kata “LABEL ULANGAN” atau
disingkat “LU” (kode LU)
f.
Label lama
dapat dilepas atau tetap dipasang disisi label baru
g.
Pelabelan ulang
dapat dilakukan secara berkala dengan memperhatikan kondisi benih
h.
Msa berlaku label
LU maksimum setengah dari masa berlaku label untuk sertifikat benih pertama
kali
VI.
Teknik Pemasaran
Dengan adanya kemitraan yang dibangun dengan PT Bumi Mekar Tani, maka
target pasar dari usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini dapat dikatakan
jelas, artinya produksi benih yang dihasilkan akan dijual kepada PT Bumi Mekar
Tani. Selain itu, kami juga menyiapkan alternatif jalur pemasaran untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kemungkinan terjadinya pembatalan
kontrak dengan PT. Bumi Mekar Tani. Alternatif jalur pemasaran tersebut adalah
promosi melalui dunia maya dengan membuat iklan, blog, maupun artikel yang
memperkenalkan produk kami. Selain itu, kami juga akan membuat pamflet dan
iklan pada media massa, serta promosi langsung secara luas kepada petani
konsumen benih.
Dalam usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini, kami akan menjalin
kemitraan dengan PT. Bumi Mekar Tani. Alasan menjalin kemitraan dengan PT. Bumi
Mekar Tani adalah karena PT. Bumi Mekar Tani merupakan badan usaha yang
merangkul petani untuk memproduksi kacang tanah. PT. Bumi Mekar Tani
bekerjasama dengan petani untuk meningkatkan produksi kacang tanah. Dalam
rangka mewujudkan tujuan tersebut, PT. Bumi Mekar Tani memberikan pelatihan
kepada petani berupa pelatihan teknik budidaya mulai dari persiapan tanam
hingga pascapanen. Dalam bermitra ini, petani tidak perlu khawatir, karena
kacang tanah yang dihasilkan nantinya akan dibeli oleh PT. Garuda Food dengan
mempertimbangkan kualitas hasil produksi kacang tanah tersebut.
Selain itu, PT. Bumi Mekar Tani juga memberikan bantuan benih kepada para
petani, selanjutnya benih tersebut akan dibudidayakan petani. Dengan melihat
peluang adanya kebutuhan benih oleh PT. Bumi Mekar Tani untuk diberikan kepada
petani inilah kami memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan mereka.
VIII.
Analisa Kelayakan Agribisnis Perbenihan
Suatu usaha perlu dianalisis kelayakannya apakah usaha tersebut dapat
mendatangkan keuntungan dan layak atau tidak untuk dijalankan.
Tabel Analisis Kelayakan Produksi Benih Kacang Tanah
No
|
Uraian
|
Kebutuhan
|
Satuan
|
Harga/Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
Biaya
|
|||||
1
|
Sewa lahan
|
3
|
ha/3 bulan
|
Rp 3.000.000
|
Rp 9.000.000
|
2
|
Benih
|
210
|
kg
|
Rp 15.000
|
Rp 3.150.000
|
3
|
Pupuk
|
84
|
kg
|
Rp 3.000
|
Rp 252.000
|
4
|
Pestisida
|
1
|
paket
|
Rp 500.000
|
Rp 500.000
|
5
|
Tenaga kerja
|
||||
Pengolahan tanah
|
90
|
HOK
|
Rp 25.000
|
Rp 2.250.000
|
|
Penanaman
|
60
|
HOK
|
Rp 25.000
|
Rp 1.500.000
|
|
Pemeliharaan
|
|||||
Penyiangan
(2x)
|
60
|
HOK
|
Rp 25.000
|
Rp 1.500.000
|
|
Pengairan
(5x)
|
10
|
HOK
|
Rp 25.000
|
Rp 250.000
|
|
Pengendalian HPT (3x)
|
6
|
HOK
|
Rp 25.000
|
Rp 150.000
|
|
Panen dan pascapanen
|
20
|
HOK
|
Rp 20.000
|
Rp 400.000
|
|
6
|
Penyusutan alat
|
1
|
paket
|
Rp 100.000
|
Rp 100.000
|
7
|
Kemasan (plastik)
|
8
|
pcs
|
Rp 10.000
|
Rp 80.000
|
8
|
Ongkos kirim benih pokok
|
210
|
kg
|
Rp 10.000
|
Rp 2.100.000
|
Total
|
Rp 21.232.000
|
||||
Pendapatan
|
Rp 10.000
|
Rp 36.000.000
|
|||
Keuntungan
|
Rp 14.768.000
|
||||
B/C Ratio
|
0,69555
|
Berdasarkan
hasil perhitungan B/C Ratio seperti yang ditunjukkan pada tabel, maka usaha
agribisnis perbenihan ini dapat dikatakan belum layak untuk dijalankan, karena
nilai B/C rationya < 1.
1 komentar:
SAYA TINGGAL DI NTB, KAB. DOMPU. MOHON INFORMASIMYA DIMANA SAYA BISA MEMPEROLEH BENIH KACANG TANAH VARIETAS UNGGUL DIDEKAT DAERAH SAYA TINGGAL ??
Posting Komentar