PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tanaman mampu mewariskan sifatnya kepada
keturunannya. Sifat tanaman yang tampak dipengaruhi oleh faktor genetik dan
lingkungan. Sedangkan sifat tanaman yang dapat diwariskan berasal dari faktor genetik. Untuk mengetahui
seberapa besar faktor genetik yang menpengaruhi kenampakan sifat tanaman
disebut heritabilitas. Jika faktor genetik tanaman tersebut pengaruhnya lebih
banyak sedangkan faktor lingkungan tidak mendukung maka sifat yang diwariskan
tidak akan nampak.
Heritabilitas
merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan
kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu
diketahui karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan
sifat yang diinginkan.
B.
Tujuan
Praktikum
ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya heritabilitas arti
luas beberapa sifat pada tanaman jagung.
C.
Lokasi
dan Waktu
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari minggu 22 april 2012, di lahan fakultas Pertanian, Narmada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan
bagian dari keragaman total (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang
diakibatkan oleh pengaruh genetik. Secara statisitik merupakan reaksi
observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan hariditas diantara gen
dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit (Warwick, dkk,
1983).
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam
arti luas dan dalam arti sempit, akan tetapi yang digunakan secara unu adalah
dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti luas adalah total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominantt dan epistasis dibagi dengan total atau
penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan
heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam genetik per total atau
penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan (Firman,
2011).
Prinsip dasar dalam
menduga nilai heritabilitas ada beberapa cara utama (Johnson and Rendel, 1966)
:
1.Etimilasi nilai heritabilitas dapat
dianalisis dari ragam suatu populasi yang isogen( ragam yang sama
),dibandingkan dengan ragam populasi umum
2. Melalui seleksi dalam populasi bila
dilakukan suatu seleksi maka frekuaensi gennya akan berubah dan perubahan
frekuansi gen inilah yang diduga sebagai kemampuan genetik yang diperoleh dari
tetuanya.
3. Melalui perhitungan korelasi dan
regresi dari induk atau orang tua dengan anaknya.Cara ini merupakan paling
akurat, karena dianalisis berdasarkan kekerabatannya secara genetik.
III.
LANGKAH KERJA
Langkah kerja yang dilakukan dalam
praktikum ini antara lain:
a. Diamati
5 baris tanaman jagung, dan pada setiap baris diamati 6 tanaman jagung.
b. Setiap
satu tanaman jagung diamati tinggi
tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun. Tinggi tanaman diamati
mulai batang jagung diatas tanah sampai buku terakhir (buku paling atas).
c. Daun
yang diamati panjang dan lebarnya hanya
daun no 5 dari atas. Panjang daun diamati mulai dari pangkal sampai ujung daun,
sedangkan lebar daun diamati pada bagian yang paling lebar.
d. Hasil
pengamatan ditampilkan pada tabel pengamatan, kemudian data tersebut dihitung
analisis keragaman dan nilai heritabilias arti luasnya.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Tabel
1. Jumlah daun (lembar) per tanaman jagung setelah umur keluar malai
Perlakuan
|
Ulangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
G1 (baris 1)
|
14
|
11
|
11
|
13
|
13
|
10
|
G2 (baris 2)
|
11
|
9
|
11
|
10
|
10
|
13
|
G3 (baris 3)
|
11
|
12
|
12
|
13
|
13
|
12
|
G4 (baris 4)
|
11
|
10
|
11
|
14
|
10
|
11
|
G5 (baris 5)
|
13
|
12
|
10
|
10
|
10
|
11
|
Tabel 2. Analisis Keragaman Variabel Jumlah Daun
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
7.666667
|
4
|
1.916667
|
1
|
0.430682
|
2.866081
|
Columns
|
4.666667
|
5
|
0.933333
|
0.486957
|
0.781967
|
2.71089
|
Error
|
38.33333
|
20
|
1.916667
|
|||
Total
|
50.66667
|
29
|
Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Ragam
Genotipe
|
-1.11022E-16
|
Ragam
Fenotip
|
1.916666667
|
Nilai
Heritabilitas
|
-5.79247E-17
|
Tabel
3. Tinggi tanaman (cm) setelah keluar malai
Perlakuan
|
Ulangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
G1 (baris 1)
|
188
|
178
|
173
|
186.5
|
187.5
|
171
|
G2 (baris 2)
|
143.5
|
169
|
155.5
|
158.5
|
164
|
175
|
G3 (baris 3)
|
147
|
163
|
157.5
|
137
|
187
|
173
|
G4 (baris 4)
|
170
|
174
|
176
|
170
|
164
|
192
|
G5 (baris 5)
|
178.5
|
191
|
168
|
172
|
175
|
183
|
Tabel 4. Analisis Keragaman Variabel Tinggi Tanaman
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
2154.583
|
4
|
538.6458
|
4.578926
|
0.008679
|
2.866081
|
Columns
|
959.2417
|
5
|
191.8483
|
1.630866
|
0.19765
|
2.71089
|
Error
|
2352.717
|
20
|
117.6358
|
|||
Total
|
5466.542
|
29
|
Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Ragam Genotipe
|
70.16833
|
Ragam Fenotipe
|
187.8042
|
Heritabilitas Arti Luas
|
0.373625
|
Tabel 5. Lebar daun (cm) yang no 5 dari atas
Perlakuan
|
Ulangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
G1 (baris 1)
|
7
|
7
|
7.5
|
6.7
|
7.4
|
7
|
G2 (baris 2)
|
8
|
7
|
6.5
|
6.5
|
7
|
6
|
G3 (baris 3)
|
8.5
|
8
|
7
|
7
|
8
|
9.3
|
G4 (baris 4)
|
8
|
8.5
|
6.5
|
6
|
7
|
7
|
G5 (baris 5)
|
10.5
|
9
|
6.7
|
8
|
7
|
7
|
Tabel 6. Analisis Keragaman Variabel Lebar Daun
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
7.114667
|
4
|
1.778667
|
2.862047
|
0.050222
|
2.866081
|
Columns
|
9.544
|
5
|
1.9088
|
3.071444
|
0.03232
|
2.71089
|
Error
|
12.42933
|
20
|
0.621467
|
|||
Total
|
29.088
|
29
|
Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Ragam Genotipe
|
0.192867
|
Ragam Fenotipe
|
0.814333
|
Heritabilitas Arti Luas
|
0.23684
|
Tabel
7. Panjang daun (cm) yang no 5 dari atas
Perlakuan
|
Ulangan
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
G1 (baris 1)
|
63
|
79
|
73.5
|
66.5
|
62.3
|
88
|
G2 (baris 2)
|
67.5
|
85
|
56
|
59
|
77
|
57
|
G3 (baris 3)
|
70.5
|
81
|
70
|
79
|
77.5
|
78
|
G4 (baris 4)
|
76
|
78
|
65
|
50
|
72
|
58
|
G5 (baris 5)
|
74
|
82
|
85
|
82
|
77
|
73
|
Tabel
8. Analisis Keragaman Variabel Panjang Daun
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
712.6153
|
4
|
178.1538
|
2.408955
|
0.083304
|
2.866081
|
Columns
|
567.52
|
5
|
113.504
|
1.534775
|
0.223943
|
2.71089
|
Error
|
1479.097
|
20
|
73.95483
|
|||
Total
|
2759.232
|
29
|
Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Ragam Genotipe
|
17.3665
|
Ragam Fenotipe
|
91.32133
|
Heritabilitas Arti Luas
|
0.190169
|
Nilai heritabilitas dibagi dalam beberapa kategori
menurut Stansfield yaitu tergolong rendah jika nilai heritabilitasnya < 20
%, tergolong sedang jika nilai heritabilitasnya 20-50 %, dan tergolong tinggi
jika nilai heritabilitasnya > 50 %.
Berdasarkan
kategori tersebut maka nilai heritabilitas yang diperoleh dari hasil analisis
data untuk variable pengamatan jumlah daun adalah -5.79247E-17, menunjukkan
bahwa nilai heritabilitasnya tergolong rendah. Untuk variable pengamatan tinggi
tanaman diperoleh nilai heritabilitas sebesar 0.373625, menunjukkan bahwa nilai
heritailitasnnya juga tergolong rendah. Sama halnya dengan variable pengamatan
lebar daun dan panjang daun nilai heritabilitasnya juga tergolong rendah yaitu
dengan nilai berturut-turut 0.23684 dan 0.190169.
Semua variable pengamatan diatas menunjukkan nilai
heritabilitas yang tergolong rendah karena nilainya < 20 %. Hal ini berarti
bahwa peran genetik terhadap 4 variable pengamatan jagung tersebut sangat kecil
dan sebagian besar fenotipenya dipengaruhi oleh lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
E.J. Warwick, dkk. 1995. Pemuliaan ternak. Gadjah Mada University
Press. Jogja.
Firman,
Adi. 2011. Heritabilitas.
http://adifirman.wordpress.com/2011/01/27/89/. Diakses pada
tanggal 19 Juni 2012.
0 komentar:
Posting Komentar