Kamis, 20 September 2012

Laporan Praktikum Kultur Jaringan

Diposting oleh Unknown di 23.48

BAB I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Salah satu perkembangan sektor pertanian ditunjukkan dengan semakin meningkatnya permintaan akan komoditi pertanian tertentu. Tingginya tingkat permintaan belum bisa diimbangi dengan tingkat produksi komoditi yang dihasilkan. Hal ini terjadi apabila teknik yang digunakan masih konvensional. Sebagaimana diketahui bahwa produksi hasil pertanian membutuhkan waktu yang cukup lama, sedangkan pemenuhan permintaan komoditi seringkali diminta dalam waktu yang lebih cepat. Sehingga, untuk mengatasi masalah ini perlu dikembangkan teknik produksi hasil pertanian. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah teknik kultur jaringan.
Pemilihan teknik kultur jaringan tentunya karena teknik tersebut memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik konvensional. Salah satu keunggulan kultur jaringan adalah dapat dihasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan teknik konvensional.
Kultur jaringan dilakukan pada lingkungan yang aseptis dan terkendali, yaitu di laboratorium. Sehingga, pengetahuan mengenai laboratorium kultur jaringan sangat penting bagi orang yang ingin mendalami kultur jaringan, dalam hal ini adalah mahasiswa yang melaksanakan praktikum.
B.  Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan laboratorium kultur jaringan dan alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan kultur jaringan.



BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan dalam bahasa asing disebut tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang memiliki sifat seperti induknya. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem.
Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan (Hamdan, 2008).
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011).
Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya (Anonim, 2011).
            Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat  berupa medium padat atau cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus yang selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap, sedangkan medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang diggunakan mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik (Anonim, 2011).


BAB III. METODE PRAKTIKUM
A.  Lokasi dan Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Mei 2012, di Laboratorium Imunobiologi.
B.  Alat dan Bahan Praktikum
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis menulis, sedangkan bahan praktikum yang digunakan adalah alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan.
C.  Langkah Kerja
1.    Dijelaskan tentang ruang-ruang yang berada pada laboratorium kultur jaringan.
2.    Pada ruang dapur, diberikan penjelasan tentang sterilisasi alat dan media serta alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi.
3.    Kemudian pada ruang kultur, diberikan penjelasan tentang laminar air flow dan penggunaan alat kultur secara aseptis serta dijelaskan tentang bekerja secara aseptis
4.    Pada ruang penanaman dijelaskan tentang tanaman-tanaman yang dikulturkan serta teknik kultur tanaman tersebut.



BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

B.  Pembahasan
Ruangan yang paling tidak harus ada dalam laboratorium kultur jaringan adalah ruang dapur, ruang kultur dan ruang penyimpanan. Ruang dapur berisi alat-alat seperti autoclave, alat destilasi air, hotplate, dan wastafel. Autoclave digunakan untuk mensterilisasi alat-alat atau bahan yang digunakan dalam kegiatan kultur jaringan. Prinsip kerja autoclave adalah pengaturan suhu dan tekanan sampai tingkat dapat mensterilkan alat dan bahan kultur. Suhu yang biasa digunakan untuk sterilisasi alat adalah 121oC dengan tekanan 2 atm selama 15-30 menit, biasanya 20 menit sudah cukup. Alat-alat yang disterilisasi seperti petridish, gelas piala, botol erlenmeyer, dan wadah-wadah lain yang digunakan untuk wadah media. Cara kerja autoclave adalah: alat-alat yang akan disterilisasi dibungkus dengan menggunakan kertas atau alumunium foil, kemudian alat-alat tersebut disusun maksimal sampai 3 susun. Setelah itu autoclave ditutup dan kunci, kemudian dinayalakan  agar tekanan dan suhu di dalam autoclave bisa tinggi. Setelah suhu mencapai 121oC dengan tekanan 120 psi atau 2 atm (untuk sterilisasi alat), autoclave dibiarkan dalam kondisi tersebut selama 20 menit. Setelah mencapai 20 menit, aitoclave dimatikan dan dibiarkan suhu turun hingga 0oC agar ketika dibuka alat-alat yang disterilkan tidak terlempar keluar karena suhu dan tekanannya masih tinggi.  
Alat lain yang terdapat di ruang dapur adalah alat destilasi air. Alat destilasi air adalah alat yang digunakan untuk membuat air murni dari air keran. Cara kerjanyaa adalah: air keran dialirkan melalui selang ke alat destilasi tersebut. Air tersebut dipanaskan sehingga air murni akan menguap sedangkan mineral yang terkandung di dalam air keran akan mengendap. Uap air akan ditampung, dan akan mengembun menjadi air kembali, dimana air tersebut adalah air murni atau steril yang hanya mengandung H2O. Selain itu terdapat pula hotplate. Hotplate berfungsi untuk memasak media yang di dalam media diletakkan batu magnet untuk mengaduk media yang dipanaskan.
Beralih ke ruang kultur. Di dalam ruang kultur tersebut terdapat laminar air flow yang bekerja secara aseptis. Sebelum laminar air flow digunakan, disemprot dengan alkohol dan dilap dengan tisu. Pada laminar air flow terdapat filter yang fungsinya untuk menyaring udara yang masuk, sehingga udara yang masuk adalah udara steril atau telah bebas dari bakteri-bakteri dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kultur. Filter tersebut memiliki ukuran lubang 0,02 mmol. Penanaman eksplan dilakukan pada ruang ini (laminar air flow). Pada ruang tersebut tersedia alat-alat yang akan digunakan ketika pengambilan dan penanaman eksplan, seperti pipet, scalpel, petridish, alkohol, lampu bunsen, dan alat lainnya.
Setelah eksplan ditanam, kemudian disimpan di ruang penyimpanan. Beberapa contoh eksplan tanaman yang dikulturkan dapat dilihat pada gambar pada hasil pengamatan.   



BAB V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan penjelasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan kegiatan kultur harus dalam kondisi yang aseptis, baik dari segi ruangan, bahan, alat, maupun pelaksana. Ruangan yang minimal harus ada dalam laboratorium kultur jaringan adalah ruang dapu, ruang kultur, dan ruang penyimpanan.



BAB VI. DAFTAR PUSTAKA
Hamdan. 2008. Kultur Jaringan. http://hamdan-motor.blogspot.com/2008/07/kultur-jaringan. html. Diakses pada tanggal 6 Juni 2012.
Anonim. 2011.Pengenalan Alat Laboratorium Bioteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas
Hasanuddin.
Suryowinoto. 1991.Kultur jaringan.http://mail.uns.ac.id/~subagiya/struktur. Diakses pada
tanggal 6 Juni 2012.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea