Jumat, 21 September 2012

Laporan NC 1

Diposting oleh Unknown di 01.32

I.     PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendugaan komponen varian genetik dapat dilakukan dengan beberapa rancangan persilangan diantaranya adalah NC I, NC II dan dialel. Pendugaan komponen varian genetik ini bertujuan untuk mengetahui komponen varian genetik itu, seperti varian aditif, varian dominan dan varian interaksi yang menggambarkan peran masing-masing gen. Dengan demikian, dapat ditentukan jenis varietas yang akan dibuat dan metode pemuliaan yang akan digunakan berdasarkan besarnya nilai masing-masing komponen varian genetik tersebut. Sehingga, tujuan program pemuliaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

B.     Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah biji pada masing-masing tetua betina hasil persilangan dengan NC I pada tanaman jagung.

C.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012 di lahan Fakultas Pertanian, Narmada.



II.  TINJAUAN PUSTAKA

Penduga parameter genetik populasi dapat diperoleh melalui serangkaian persilangan antar individu tanaman. Rancangan persilangan dimaksudkan untuk membentuk kekerabatan di antara keturunan dari hasil persilangan. Berdasarkan peragam kekerabatan ini maka dapat diperoleh penduga ragam genetik yang terdiri dari komponen ragam aditif (ó2A), dominan (ó2D) dan epistasis. Rancangan persilangan yang dapat digunakan, di antaranya rancangan persilangan I, II dan III (Comstock dan Robinson, 1952) atau North Carolina Design (NCD) I, NCD II dan NCD III (Hill et al., 1998; Kearsey dan Pooni, 1996). Pada ketiga rancangan persilangan tersebut, tetua yang digunakan adalah tanaman generasi F2 dari persilangan dua galur murni. Pada NCD I, setiap tetua betina tidak disilangkan dengan lebih dari satu tetua jantan, sehingga NCD I disebut juga rancangan tersarang (Hallauer dan Miranda, 1985).
Rancangan persilangan NC I digunakan pada tanaman berumah satu, tetapi bunga jantan dan bunga betinanya terpisah, seperti tanaman jagung. Rancangan ini termasuk dalam rancangan yang bersifat nested (tersarang). Dalam hal ini, tetua jantan memiliki sejumlah tetua betina hanya untuk jantan tersebut, tidak untuk jantan lain. Jumlah tetua yang dimiliki bervariasi dan akan menentukan ketepatan hasil dugaan (Sudika, 2012).





III.    LANGKAH KERJA

Langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini antara lain:
a.    Sebelum dilakukan persilangan  bunga jantan dikerodong untuk mendapatkan serbuk sari. Hal ini dilakukan sebelum bunga jantan pecah.
b.    Setelah kerodong kering, bunga jantan diambil dari tanaman yang dijadikan sebagai tetua jantan, kemudian serbuk sarinya ditaburkan pada bunga betina. Setelah itu, bunga yang telah diserbuki dikerodong untuk menghindari bunga tersebut diserbuki lagi oleh bunga jantan yang lain. Kerodong kering menandakan bahwa serbuk yang didapat sudah siap untuk ditaburkan pada bunga betina.
c.    Setelah beberapa minggu, jagung dipanen kemudian dihitung jumlah biji pada masing-masing tongkol jagung yang diperoleh.
d.   Data jumlah biji yang diperoleh ditampilkan tabel pengamatan kemudian dihitung analisis keragaman dan uji lanjutnya.



IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Rerata jumlah biji setiap tetua betina hasil persilangan NC I pada tanaman jagung
Perlakuan
Ulangan
Rerata
1
2
3
E1.1
250
292
264
268,67
E1.2
390
164
336
296,67
E1.3
314
269
219
267,33
E1.4
392
192
273
285,67

Tabel 2. Analisis Keragaman
Source of Variation
SS
df
MS
F
P-value
F crit
Rows
1794.25
3
598.0833
0.118567
0.945888
4.757063
Columns
23265.17
2
11632.58
2.306108
0.180732
5.143253
Error
30265.5
6
5044.25










Total
55324.92
11





Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Dari hasil analisis data diatas, dapat diketahui persilangan tetua jantan dengan 4 tetua betina menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata, dapat dilihat dari nilai P-value yaitu 0.945888 > dari nilai F tabelnya yaitu 4.757063. Artinya, jumlah biji setiap tongkol jagung yang diamati sama. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pembagian serbuk sari dan kematangan keempat tetua betina sudah merata.





V.      KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa persilangan tetua jantan dengan 4 tetua betina menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata.



DAFTAR PUSTAKA

Comstock RE and Robinson HF. 1952. Estimation of average dominance genes. Heterosis. Iowa State College Press, Ames, Iowa. 494-516.
Hallauer AR and Miranda JBF. 1985. Quantitatve Genetic Maize Breeding. Iowa State Univ. Press. Ames.
Hill J, Becker HC and Tigerstedt PMA. 1998. Quantitative and ecological aspects of plant breeding. Chapman & Hall. London.
Kearsey MJ and Pooni HS. 1996. The genetical analysis of quantitative traits. Chapman & Hall.
London.
Sudika, I Wayan. 2012. Bahan Ajar Teknik Analisis dan Rancangan Persilangan: Pendugaan Komponen Varian Genetik. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea