Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman
polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae. Di Indonesia tanaman kacang tanah menjadi salah satu tanaman
palawija yang sering dibudidayakan masyarakat. Karena kacang tanah termasuk
tanaman palawija yang berumur pendek. Jadi, tanaman ini tergolong tanaman
tanaman yang cepat menghasilkan. Kacang memilik berbagai manfaat dan
kegunaan yaitu sebagai makanan karena biji kacang tanah berisikan senyawa yang
dibutuhkan orhan – organ tubuh seperti kandungan protein, karbohidrat, dan
lemak dan juga sebagai bahan pembuat minyak goreng.
Di Indonesia, tanaman kacang tanah biasa di tanam di daerah
dengan ketinggian di bawah 500 dpl. Dengan suhu kisaran 25oC-32oC.
Selain itu PH pada tanah juga harus selalu diperhatikan, PH yang cocok
untuktanaman kacang tanah yaitu antara 6,0-6,5, dengan tekstur tanah yang
gembur.
Meskipun cara pemeliharaan kacang tanah relatif mudah
dilakukan dari palawija yang lainnya (karena pada kacang tanah tidak terlalu
membutuhkan pupuk yang terlalu banyak), dalam pemeliharaannya sering terjadi
beberapa masalah dalam mengatur kebutuhan air, pemupukan dan pengendalian OPT.
Beberapa permasalahan yang sering dihadapi beserta pengelesaiannya yaitu:
1.
Pengairan
Dalam pengairan, masalah yang sering dihadapi oleh petani
adalah teknis pengairan yang kurang sesuai. Terkadang ada petani yang hanya
menyiram tanaman kacang tanah ini tanpa membuat saluran irigasi sedangkan
keadaan air pada bedengan kacang tanah harus selalu dijaga agar tetap lembab
dan tidak kering, sebab kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal dan
selalu menghendaki tanah yang lembab. Namun jika terlalu jenuh pun tidak
dikehendaki karena pada kondisi semacam ini justru akan merusak pertumbuhan
akan. Akibatnya, akar menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dan
akhirnya akan mati.
Jika ingin
memperoleh hasil kacang tanah yang baik, pengairan dapat dilakukan dengan
membuat bedengan pada tanaman kacang tanah karena penanaman kacang tanah
membutuhkan sistem drainase yang baik yakni drainase yang dapat dijadikan
sarana untuk mengatur keluar masuknya air dari dan masuk ke lahan. Bedengan ini
berfungsi melancarkan jalannya air, sehingga tanaman kacang tanah bisa
terhindar dari genangan air. Bedengan dibuat mengikuti bentuk kontur dan luas
lahan yang akan ditanami. Sebaiknya lebar bedengan dibuat sekitar 2 meter,
jarak bedengan cukup 30cm, jarak bedengan ini berfungsi sebagai saluran air dan
juga sebagai jalan akses petani saat bekerja. Tinggi bedengan kira – kira 20
cm, bedengan tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan terlalu banyak
mengambil tanah dari lapisan bawah yang kurang baik untuk penimbunan. Sehingga
tanah yang jelek bisa tercampur dengan lapisan atas yang subur. Tanah kacang
membutuhkan air sejak tanaman berumur tiga minggu. Frekuensi pengairan pada
musim kemarau ini senbaiknya disesuaikan dengan banyaknya curah hujan, yaitu
antara 6 – 8 kali dalam 1 – 2 minggu. Pengairan terhadap bedengan hendaknya
dilakukan pada pagi hari ( jam 6.00 sampai dengan 8.00 pagi), atau pada sore
hari (setelah jam 15.00). hendaknya dihindarkan pengairan pada siang hari.
2.
Pemupukan
Tanaman
kacang tanah dapat bertahan dan bertumbuh tanpa pemupukan tetapi akan lebih
bagus jika dilakukan pemupukan. Jika budidaya tanaman kacang tanah dilakukan
tanpa pemupukan, sebelumnya kita harus mengetahui keadaan tanah yang akan
ditanami apakah sudah tersedia unsur hara apa belum.
Untuk
budidaya kacang tanah tanpa menggunakan pupuk, sebaiknya kacang tanah ditanam
pada lahan bekas tanaman padi, tembakau dan lainnya. Karena setelah padi atau
tembakau dipanen ternyata pupuk yang terkandung pada bedengan tersebut masih
bermanfaat dan berguna serkali bagi tanaman berikutnya. Sebelum ditanami tanah
tersebut harus diolah semaksimal mungkin. Untuk memenuhi kebutuhan unsur N
tanaman kacang tanah sendiri dapat mengikat unusr N yang ada diudara dengan
aktivitas jasad renik.
Untuk
budidaya tanaman kacang tanah dengan menggunakan pupuk, kita harus mengetahui
fungsi pemupukan, jenis pupuk, waktu pemberian pupuk dan dosis pupuk yang
sesuai untuk tanaman kacang tanah. Pemupukan berfungsi untuk meningkatka
kesuburan tanah dan meningkatkan hasil produksi, namun jika pemberian pupuk
baik itu pupuk organik ataupun anorgaink yang berlebihan atau tidak sesuai
dosis dan pemberiannya tidak tepat waktu terhadap tanaman justru akan
merusak dan dapat menurunkan hasil produksi.
Tanaman
kacang tanah membutuhkan unsure P untuk mengaktifkan pembentukan polong dan
mempercepat pemasakan buah. Pada umumnya yang dipakai adalah pupuk TSP. Pupuk
diberikan setelah tanaman itu berdaun dua helai, atau pada asaat tanaman
berumur 1- 2 minggu. Setiap lahan seluas 1 ha kira – kira membutuhkan pupuk
75kg, tetapi bila akan ditambah kapur cukup diberikan sebanyak 6 – 7 kg/ha.
Sedangkan pada pemupukian dasar lebuh bagus jika menggunakann pupuk kandang
atau pupuk hijau atau pupuk kompos. Pemupukan dilakukan dengan cara meneburkan
pupuk disekitar lubang atau dibenamkan diantara 2 lubang, banyaknya pupuk dasar
yang diperlukan 14 – 15 ton/ha.
3.
Pengendalian OPT
Terdapat
beberapa OPT pada tanaman kacang tanah akan tetapi yang sering muncul adalah
tikus dan ulat. Pengendalian OPT dapat dilakukan secara kultur teknis,
pengendalian fisik/mekanis, pengendalian hayati dan pengendalian secara
kimiawi. Pengendalian OPT secara kimiawi (pestisida) harus dilakukan dengan
tepat yaitu tepat dosis dan tepat waktu. Pengendalian OPT yang tidak tepat
waktu dan tepat dosis menggunakan pestisida dapat membahayakan lingkungan
sekitar yang berdampak juga pada bahaya kesehatan manusia jika digunakan secara
terus-menerus.
Cara
mengendalikan tikus yang mengganggu dapat dilakukan dengan memasang perakap
tikus yang diletakkan disekitar tanaman. Sedangkan ulat yang menyerang pada
daun tanaman kacang tanah merupakan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Gejala Serangannya yaitu larva yang masih kecil
merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan
sisa-sisa bagian atas epidermis daun, transparan dan tinggal tulang-tulang daun
saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim
kemarau.
Dari beberapa
permasalahan dan penyelesaian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh
hasil produksi kacang tanah yang maksimal, diharapkan memperhatikan teknik
budidaya yang digunakan dari sebelum penanaman sampai penanganan pasca panen.
0 komentar:
Posting Komentar