Minggu, 11 November 2012

PERMASALAHAN DALAM TEKNIK BUDIDAYA (PENGAIRAN, PEMUPUKAN DAN PENGENDALIAN OPT) TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) BESERTA PENYELESAIANNYA

Diposting oleh Unknown di 12.55


Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae. Di Indonesia tanaman kacang tanah menjadi salah satu tanaman palawija yang sering dibudidayakan masyarakat. Karena kacang tanah termasuk tanaman palawija yang berumur pendek. Jadi, tanaman ini tergolong tanaman tanaman yang cepat menghasilkan. Kacang  memilik berbagai manfaat dan kegunaan yaitu sebagai makanan karena biji kacang tanah berisikan senyawa yang dibutuhkan orhan – organ tubuh seperti kandungan protein, karbohidrat, dan lemak dan juga sebagai bahan pembuat minyak goreng.
Di Indonesia, tanaman kacang tanah biasa di tanam di daerah dengan ketinggian di bawah 500 dpl. Dengan suhu  kisaran 25oC-32oC. Selain itu PH pada tanah juga harus selalu diperhatikan, PH yang cocok untuktanaman kacang tanah yaitu antara 6,0-6,5, dengan tekstur tanah yang gembur.
Meskipun cara pemeliharaan kacang tanah relatif mudah dilakukan dari palawija yang lainnya (karena pada kacang tanah tidak terlalu membutuhkan pupuk yang terlalu banyak), dalam pemeliharaannya sering terjadi beberapa masalah dalam mengatur kebutuhan air, pemupukan dan pengendalian OPT. Beberapa permasalahan yang sering dihadapi beserta pengelesaiannya yaitu:
1.        Pengairan
Dalam pengairan, masalah yang sering dihadapi oleh petani adalah teknis pengairan yang kurang sesuai. Terkadang ada petani yang hanya menyiram tanaman kacang tanah ini tanpa membuat saluran irigasi sedangkan keadaan air pada bedengan kacang tanah harus selalu dijaga agar tetap lembab dan tidak kering, sebab kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal dan selalu menghendaki tanah yang lembab. Namun jika terlalu jenuh pun tidak dikehendaki karena pada kondisi semacam ini justru akan merusak pertumbuhan akan. Akibatnya, akar menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dan akhirnya akan mati.
Jika ingin memperoleh hasil kacang tanah yang baik, pengairan dapat dilakukan dengan membuat bedengan pada tanaman kacang tanah karena penanaman kacang tanah membutuhkan sistem drainase yang baik yakni drainase yang dapat dijadikan sarana untuk mengatur keluar masuknya air dari dan masuk ke lahan. Bedengan ini berfungsi melancarkan jalannya air, sehingga tanaman kacang tanah bisa terhindar dari genangan air. Bedengan dibuat mengikuti bentuk kontur dan luas lahan yang akan ditanami. Sebaiknya lebar bedengan dibuat sekitar 2 meter, jarak bedengan cukup 30cm, jarak bedengan ini berfungsi sebagai saluran air dan juga sebagai jalan akses petani saat bekerja. Tinggi bedengan kira – kira 20 cm, bedengan tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan terlalu banyak mengambil tanah dari lapisan bawah yang kurang baik untuk penimbunan. Sehingga tanah yang jelek bisa tercampur dengan lapisan atas yang subur. Tanah kacang membutuhkan air sejak tanaman berumur tiga minggu. Frekuensi pengairan pada musim kemarau ini senbaiknya disesuaikan dengan banyaknya curah hujan, yaitu antara 6 – 8 kali dalam 1 – 2 minggu. Pengairan terhadap bedengan hendaknya dilakukan pada pagi hari ( jam 6.00 sampai dengan 8.00 pagi), atau pada sore hari (setelah jam 15.00). hendaknya dihindarkan pengairan pada siang hari.
2.      Pemupukan
Tanaman kacang tanah dapat bertahan dan bertumbuh tanpa pemupukan tetapi akan lebih bagus jika dilakukan pemupukan. Jika budidaya tanaman kacang tanah dilakukan tanpa pemupukan, sebelumnya kita harus mengetahui keadaan tanah yang akan ditanami apakah sudah tersedia unsur hara apa belum.
Untuk budidaya kacang tanah tanpa menggunakan pupuk, sebaiknya kacang tanah ditanam pada lahan bekas tanaman padi, tembakau dan lainnya. Karena setelah padi atau tembakau dipanen ternyata pupuk yang terkandung pada bedengan tersebut masih bermanfaat dan berguna serkali bagi tanaman berikutnya. Sebelum ditanami tanah tersebut harus diolah semaksimal mungkin. Untuk memenuhi kebutuhan unsur N tanaman kacang tanah sendiri dapat mengikat unusr N yang ada diudara dengan aktivitas jasad renik.
Untuk budidaya tanaman kacang tanah dengan menggunakan pupuk, kita harus mengetahui fungsi pemupukan, jenis pupuk, waktu pemberian pupuk dan dosis pupuk yang sesuai untuk tanaman kacang tanah. Pemupukan berfungsi untuk meningkatka kesuburan tanah dan meningkatkan hasil produksi, namun jika pemberian pupuk baik itu pupuk organik ataupun anorgaink yang berlebihan atau tidak sesuai dosis dan pemberiannya tidak tepat waktu terhadap tanaman  justru akan merusak dan dapat menurunkan hasil produksi.
Tanaman kacang tanah membutuhkan unsure P untuk mengaktifkan pembentukan polong dan mempercepat pemasakan buah. Pada umumnya yang dipakai adalah pupuk TSP. Pupuk diberikan setelah tanaman itu berdaun dua helai, atau pada asaat tanaman berumur 1- 2 minggu. Setiap lahan seluas 1 ha kira – kira membutuhkan pupuk 75kg, tetapi bila akan ditambah kapur cukup diberikan sebanyak 6 – 7 kg/ha. Sedangkan pada pemupukian dasar lebuh bagus jika menggunakann pupuk kandang atau pupuk hijau atau pupuk kompos. Pemupukan dilakukan dengan cara meneburkan pupuk disekitar lubang atau dibenamkan diantara 2 lubang, banyaknya pupuk dasar yang diperlukan 14 – 15 ton/ha.
3.      Pengendalian OPT
Terdapat beberapa OPT pada tanaman kacang tanah akan tetapi yang sering muncul adalah tikus dan ulat. Pengendalian OPT dapat dilakukan secara kultur teknis, pengendalian fisik/mekanis, pengendalian hayati dan pengendalian secara kimiawi. Pengendalian OPT secara kimiawi (pestisida) harus dilakukan dengan tepat yaitu tepat dosis dan tepat waktu. Pengendalian OPT yang tidak tepat waktu dan tepat dosis menggunakan pestisida dapat membahayakan lingkungan sekitar yang berdampak juga pada bahaya kesehatan manusia jika digunakan secara terus-menerus.
Cara mengendalikan tikus yang mengganggu dapat dilakukan dengan memasang perakap tikus yang diletakkan disekitar tanaman. Sedangkan ulat yang menyerang pada daun tanaman kacang tanah merupakan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Gejala Serangannya yaitu larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa bagian atas epidermis daun, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja. Biasanya larva berada di permukaan bawah daun, umumnya terjadi pada musim kemarau.  

Dari beberapa permasalahan dan penyelesaian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil produksi kacang tanah yang maksimal, diharapkan memperhatikan teknik budidaya yang digunakan dari sebelum penanaman sampai penanganan pasca panen.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea