Minggu, 11 November 2012

Materi Komunikasi pertanian part 3

Diposting oleh Unknown di 12.47


Dalam komunikasi pertanian, terdapat 3 hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah
A.    Unsur-unsur komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat 5 unsur dasar komunikasi yaitu:
1.      Source; communication skill, attitudes, knowledge, social system, culture. Unsur ini merupakan pihak (seseorang/kelompok) yang menciptakan-mengirimkan pesan dan unsur utama yang menentukan keberhasilan komunikasi. Dialah yang mempunyai suatu pesan untuk disampaikan pada komunikan. Dalam penyampaiannya, seorang komunikator haruslah percaya diri dan mempunyai attitude yang baik dimana sikap ini mampu menghantarkan informasi sesuai keinginan. Karena apabila dalam penyampaian pesan sikap kita tidak baik, katakanlah sombong, maka pesan penting yang seharusnya sampai pada komunikan malah tidak sepenuhnya sampai akibat sikap kita tersebut. Komunikator juga harus memiliki sikap reseptif yang bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang telah disampaikannya.  Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan komunikasi yang disebabkan oleh:
a)      kekurang trampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
b)      kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasar-an,
c)      sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan,
d)     perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a)      meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi,
b)      menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c)      bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai),
d)      memahami, mengikuti, atau setidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya).
2.      Massage; elements, content, treatment, structure, code. Unsur kedua ini merupakan terjemahan gagasan kedalam kode simbolik (bahasa/isyarat). Pesan adalah apa yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Suatu  pesan biasanya dikupas secara panjang lebar untuk berbagai segi. Penyampaian pesan dapat berupa lisan, face to face, atau melalui media. Bentuk pesan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a.       Informatif: pesan yang seperti ini berisi informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan. Biasanya pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para komunikan.
b.      Persuatif: pesan ini berisi bujukan. Misalkan saja sebuah iklan sabun di televisi yang mengajak para pemirsa unuk memakai sabut tersebut.
c.       Koersif: jika pesan yang satu ini berisi pesan yang bersifat memaksa dengan sanksi bila tidak melaksanakan. Contohnya yaitu peraturan seorang bos terhadap bawahannya.
Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah:
a)      mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau segera akan dibutuhkan.
b)      disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c)      tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d)     memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang merangsang.
e)      dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang dimiliki/dapat diusahakan) masyarakatnya.
Dalam menyampaikan sebuah kode simbolik (pesan), pasti akan menimbulkan sebuah persepsi. Persepsi merupakan inti pertama dalam komunikasi. Persepsi itu ada pada orang yang berkomunikasi, sehingga, bisa saja orang akan mempersepsikan berbeda kode yang sama.
3.      Channel; seeing,hearing, touching, smelling, tasting. Unsur ketiga ini merupakan medium yang membawa pesan dan berhubungan dengan panca indra. Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Menurut para pakar psikologi, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah mata dan telinga. Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar pribadi). Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia). Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa (elektonik) yang modern, canggih dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding media interpersonal dan media-tradisional.
4.      Receiver; communication skill,attitudes, knowledge, social system, culture. Unsure keempat ini merupakan pihak (seseorang/kelompok) yang menjadi sasaran komunikasi. Komunikan merupakan seseorang yang mendapatkan suatu pesan. Dapat dikatakan bahwa komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.
5.      Effect adalah apa yang terjadi kepada penerima setelah ia menerima pesan. Efek adalah hasil akhir suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah orang lain itu sesuai, maka komunikasi itu berhasil, demikian pula sebaliknya. efek ini dapat dilihat dari pendapat pribadi, pendapat publik, dan pendapat masyarakat. Dari efek inilah yang nantinya akan memicu adanya umpan balik dari komunikan. Dan umpan balik inilah yang dapat menentukan bahwasanya suatu komunikasi dapat berhasil atau tidak.
B.     Proses komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.      Penginterprestasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2.      Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.      Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.      Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5.      Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.      Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.      Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:
1.      Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator.
2.      Secara pervasion, atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator.
3.      Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut.
4.      Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan penca-butan terhadap tanaman petani yang tidak direkomen-dasikan. Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian ha-rus dihindari cara-cara pemaksaan, tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-teknik bujukan dan pengulangan yang dilakukan melalui kegiatan belajar bersama.
C.    Tujuan komunikasi
Tidak ada komuniksi tanpa tujuan. Tujuan komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang mengarah kepada pikiran (kognisi: tidak mengerti menjadi mengerti), perasaan (afeksi: selain menjadi mengerti juga menjadi suka), maupun kepada keterampilan (konasi: dari rasa suka itu, menjadi tergerak untuk melakukan sesuatu). Tujuan komunikasi akan tercapai manakala tercipta komunikasi yang informatif, persuasive, dan rekreatif/menyenangkan.
1.      Komunikasi informatif 
Komunikasi informatif  adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan informasi atau penjelasan.  Isi informasi itu sendiri bisa bersifat pemaparan pandangan misalnya, penjelasan mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Ada tiga hal yang harus diperhatikan  agar  komunikasi informatif ini dapat berhasil yaitu:
a)      menarik perhatian;
b)      mengusahakan agar komunikan bersedia menerima isi pesan:
c)      komunikan bersedia menyimpan isi pesan.
2.      Komunikasi Persuasif
Tahap-tahap penyampaian efektivitas komunikasi persuasif sama dengan komunikasi informatif, tetapi tujuannya lebih jauh lagi, yaitu mengajak komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan komunikator.  Komunikan diberi pandangan-pandangan baru lalu diajak meneliti kembali kerangka acuan bertindak dan pola tingkah lakunya selama ini, dan akhirnya dibujuk untuk mengubah kerangka acuan dan pola bertindaknya itu sesuai dengan yang dikehendaki komunikator. Sekarang ini banyak bidang yang mendasarkan pada teknik ini seperti : periklanan/advertising, propaganda, negoisasi, direct selling, kampanye,dsb.
3. Komunikasi Hiburan
Komunikasi hiburan bertujuan untuk menghibur.  Meskipun tahap-tahap prosesnya sama dengan jenis komunikasi lainnya, pencapaian tujuannya lebih ringan daripada ketiga jenis informasi lainnya, karena tidak perlu mengubah pandangan ataupun pola tindak komunikan.  Tetapi, untuk dapat menjalankan komunikasi menghibur dengan berhasil, komunikator perlu mengetahui keadaan komunikan.  Kalau tidak, pesan yang diharapkan menghibur mungkin bisa diterima sebagai penghinaan. Jadi, dalam pelaksanaanya perlu pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik.

Komunikasi Pembangunan Pertanian
Komunikasi – informasi
Proses adopsi dari difusi inovasi


 
Iptek program                                     komunikasi pembangunan                               masyarakat subjek-
Pembangunan                          pertanian                                                         objek pembangunan
                                                                                                                        pertanian


 
proses umpan balik
komunikasi – informasi

Antara pemberi informasi dan penerima informasi harus didekatkan. Dalam hal ini yang berperan dalam mendekatkan informasi adalah penyuluh. Dalam menyampaikan informasi oleh pemberi informasi (pemerintah), bahasa yang digunakan sering tidak sama dengan bahasa yang digunakan oleh penerima informasi (petani), sehingga bisa menyebabkan ketidak efektifan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, diperlukan perantara yang dapat dan mampu menyamakan persepsi antara pemberi informasi (pemerintah) denga penerima informasi (petani), sehingga apa yang ingin disampaikan pemerintah kepada petani dapat diterima dengan baik oleh petani.

Makna Mempelajari Komunikasi Pertanian
Sejalan dengan pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999) mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi dengan proses komunikasi memusat tersebut merupakan metoda yang layak dikembangkan.
Penyuluhan Pertanian  adalah proses pendidikan luar sekolah ditujukan kepada para petani dan keluarganya yang berlangsung terus-menerus agar mereka mau dan mampu meningkatkan jumlah dan mutu produksi usaha mereka dan diharapkan dapat menaikan taraf hidupnya dengan serta-merta menjaga kelestarian lingkungannya.
Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi dan memotivasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal sosial, sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Dengan adanya program Pengembangan Usaha Agribisnis, fungsi penyuluhan pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan advokasi pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi penumbuhan dan pengembangan kelompoktani serta gabungan kelompok tani. Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka penyuluh sebagai fasilitator harus menguasai selain falsafah dan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, juga Teknik Komunikasi Persuasif. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari ilmu komunikasi pertanian (penyuluhan).


0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea