Dalam
komunikasi pertanian, terdapat 3 hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah
A. Unsur-unsur
komunikasi
Komunikasi
merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat 5 unsur dasar komunikasi yaitu:
1.
Source; communication skill,
attitudes, knowledge, social system, culture. Unsur ini merupakan pihak
(seseorang/kelompok) yang menciptakan-mengirimkan pesan dan unsur utama yang
menentukan keberhasilan komunikasi. Dialah yang mempunyai suatu pesan untuk
disampaikan pada komunikan. Dalam penyampaiannya, seorang komunikator haruslah
percaya diri dan mempunyai attitude yang baik dimana sikap ini mampu
menghantarkan informasi sesuai keinginan. Karena apabila dalam penyampaian
pesan sikap kita tidak baik, katakanlah sombong, maka pesan penting yang
seharusnya sampai pada komunikan malah tidak sepenuhnya sampai akibat sikap
kita tersebut. Komunikator juga harus memiliki sikap reseptif yang
bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang telah disampaikannya. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul
gangguan komunikasi yang disebabkan oleh:
a)
kekurang trampilan
penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
b)
kesenjangan tingkat pengetahuan
penyuluh dan sasar-an,
c)
sikap yang kurang saling
menerima dengan baik, dan,
d)
perbedaan latar belakang sosial
budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.
Karena
itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a)
meningkatkan ketrampilannya
berkomunikasi,
b)
menyampaikan pesan dengan
cara/bahasa yang mudah dipahami,
c)
bersikap baik (meskipun sadar
tidak disukai),
d)
memahami, mengikuti, atau setidaknya tidak menyinggung
nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak
menyukainya).
2.
Massage; elements, content,
treatment, structure, code. Unsur kedua ini merupakan terjemahan gagasan
kedalam kode simbolik (bahasa/isyarat). Pesan adalah apa yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Suatu
pesan biasanya dikupas secara panjang lebar untuk berbagai segi.
Penyampaian pesan dapat berupa lisan, face to face, atau melalui media. Bentuk
pesan terdiri dari 3 macam, yaitu :
a.
Informatif: pesan yang seperti
ini berisi informasi, fakta-fakta, kemudian komunikan mengambil keputusan.
Biasanya pesan yang seperti ini lebih bisa diterima oleh para komunikan.
b.
Persuatif: pesan ini berisi
bujukan. Misalkan saja sebuah iklan sabun di televisi yang mengajak para
pemirsa unuk memakai sabut tersebut.
c.
Koersif: jika pesan yang satu
ini berisi pesan yang bersifat memaksa dengan sanksi bila tidak melaksanakan.
Contohnya yaitu peraturan seorang bos terhadap bawahannya.
Persyaratan
utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah:
a)
mengacu kepada kebutuhan
masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau segera akan dibutuhkan.
b)
disampaikan dalam bahasa yang
mudah dipahami
c)
tidak memerlukan korbanan yang
memberatkan
d)
memberikan harapan peluang
keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang merangsang.
e)
dapat diterapkan sesuai dengan
kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang dimiliki/dapat diusahakan)
masyarakatnya.
Dalam
menyampaikan sebuah kode simbolik (pesan), pasti akan menimbulkan sebuah
persepsi. Persepsi merupakan inti pertama dalam komunikasi. Persepsi itu ada
pada orang yang berkomunikasi, sehingga, bisa saja orang akan mempersepsikan
berbeda kode yang sama.
3.
Channel; seeing,hearing,
touching, smelling, tasting. Unsur ketiga ini merupakan medium yang membawa
pesan dan berhubungan dengan panca indra. Media merupakan alat untuk
menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Menurut para pakar psikologi, media yang paling dominan dalam
berkomunikasi adalah mata dan telinga. Agar pesan dapat diterima dengan jelas,
maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis
(jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis
(jika menggunakan media antar pribadi). Di lain pihak, pilihan media yang akan
digunakan, perlu disesuaikan dengan selera masyarakat setempat, dengan
senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, ketrampilan, dan
peralatan yang tersedia). Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa
(elektonik) yang modern, canggih dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding
media interpersonal dan media-tradisional.
4. Receiver; communication
skill,attitudes, knowledge, social system, culture. Unsure keempat ini
merupakan pihak (seseorang/kelompok) yang menjadi sasaran komunikasi. Komunikan
merupakan seseorang yang mendapatkan suatu pesan. Dapat dikatakan bahwa
komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya komunikan dapat menjadi
komunikator.
5. Effect adalah apa yang terjadi
kepada penerima setelah ia menerima pesan. Efek
adalah hasil akhir suatu komunikasi yaitu sikap dan tingkah laku orang, sesuai
atau tidak dengan yang kita inginkan. Apabila sikap dan tingkah orang lain itu
sesuai, maka komunikasi itu berhasil, demikian pula sebaliknya. efek ini dapat
dilihat dari pendapat pribadi, pendapat publik, dan pendapat masyarakat. Dari
efek inilah yang nantinya akan memicu adanya umpan balik dari komunikan. Dan umpan
balik inilah yang dapat menentukan bahwasanya suatu komunikasi dapat berhasil
atau tidak.
B. Proses
komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterprestasian
Hal
yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa
yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap
ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil
diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding,
akal budi manusia berfungsi sebagai encorder,
alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang
disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya
lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
Tahap
ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
Tahap
ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
Melalui
komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya
dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:
1.
Secara persuasive atau bujukan,
yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran
secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator.
2.
Secara pervasion, atau
pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai
sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator.
3.
Secara compulsion, yaitu teknik
pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran
harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan
petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan
terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah
tersebut.
4.
Secara coersion, yaitu teknik
pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman)
kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya,
memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan
penca-butan terhadap tanaman petani yang tidak direkomen-dasikan. Sehubungan
dengan ini, dalam penyuluhan pertanian ha-rus dihindari cara-cara pemaksaan,
tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-teknik bujukan dan pengulangan
yang dilakukan melalui kegiatan belajar bersama.
C.
Tujuan
komunikasi
Tidak ada komuniksi tanpa tujuan. Tujuan
komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang mengarah kepada
pikiran (kognisi: tidak mengerti menjadi mengerti), perasaan (afeksi: selain
menjadi mengerti juga menjadi suka), maupun kepada keterampilan (konasi: dari
rasa suka itu, menjadi tergerak untuk melakukan sesuatu). Tujuan komunikasi
akan tercapai manakala tercipta komunikasi yang informatif, persuasive, dan rekreatif/menyenangkan.
1. Komunikasi informatif
Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan informasi atau
penjelasan. Isi informasi itu sendiri bisa bersifat pemaparan pandangan
misalnya, penjelasan mengenai pelaksanaan otonomi daerah. Ada tiga hal yang
harus diperhatikan agar komunikasi informatif ini dapat berhasil
yaitu:
a)
menarik perhatian;
b)
mengusahakan agar komunikan
bersedia menerima isi pesan:
c)
komunikan bersedia menyimpan
isi pesan.
2.
Komunikasi Persuasif
Tahap-tahap penyampaian efektivitas komunikasi persuasif sama dengan
komunikasi informatif, tetapi tujuannya lebih jauh lagi, yaitu mengajak
komunikan untuk bertindak sesuai dengan isi pesan komunikator. Komunikan
diberi pandangan-pandangan baru lalu diajak meneliti kembali kerangka acuan
bertindak dan pola tingkah lakunya selama ini, dan akhirnya dibujuk untuk
mengubah kerangka acuan dan pola bertindaknya itu sesuai dengan yang
dikehendaki komunikator. Sekarang ini banyak bidang yang mendasarkan pada
teknik ini seperti : periklanan/advertising, propaganda, negoisasi, direct
selling, kampanye,dsb.
3. Komunikasi Hiburan
Komunikasi hiburan bertujuan untuk menghibur. Meskipun
tahap-tahap prosesnya sama dengan jenis komunikasi lainnya, pencapaian
tujuannya lebih ringan daripada ketiga jenis informasi lainnya, karena tidak
perlu mengubah pandangan ataupun pola tindak komunikan. Tetapi, untuk
dapat menjalankan komunikasi menghibur dengan berhasil, komunikator perlu
mengetahui keadaan komunikan. Kalau tidak, pesan yang diharapkan
menghibur mungkin bisa diterima sebagai penghinaan. Jadi, dalam pelaksanaanya
perlu pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik.
Komunikasi Pembangunan
Pertanian
Komunikasi – informasi
Proses adopsi dari
difusi inovasi
![]() |
Iptek program komunikasi
pembangunan masyarakat
subjek-
Pembangunan pertanian objek
pembangunan
pertanian
![]() |
proses umpan balik
komunikasi – informasi
Antara pemberi
informasi dan penerima informasi harus didekatkan. Dalam hal ini yang berperan
dalam mendekatkan informasi adalah penyuluh. Dalam menyampaikan informasi oleh
pemberi informasi (pemerintah), bahasa yang digunakan sering tidak sama dengan
bahasa yang digunakan oleh penerima informasi (petani), sehingga bisa
menyebabkan ketidak efektifan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, diperlukan
perantara yang dapat dan mampu menyamakan persepsi antara pemberi informasi
(pemerintah) denga penerima informasi (petani), sehingga apa yang ingin
disampaikan pemerintah kepada petani dapat diterima dengan baik oleh petani.
Makna
Mempelajari Komunikasi Pertanian
Sejalan dengan
pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999) mengemukakan bahwa dari
hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap mutu
penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani. Dengan kata
lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi dengan proses komunikasi
memusat tersebut merupakan metoda yang layak dikembangkan.
Penyuluhan Pertanian adalah proses pendidikan luar
sekolah ditujukan kepada para petani dan keluarganya yang berlangsung
terus-menerus agar mereka mau dan mampu meningkatkan jumlah dan mutu produksi
usaha mereka dan diharapkan dapat menaikan taraf hidupnya dengan serta-merta menjaga
kelestarian lingkungannya.
Fungsi penyuluhan pertanian terutama adalah memfasilitasi
dan memotivasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha agar tercapai
tujuan pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan peningkatan modal sosial,
sehingga mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,
sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,
dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Dengan adanya program Pengembangan Usaha Agribisnis, fungsi
penyuluhan pertanian memfasilitasi dalam bimbingan, pendampingan dan advokasi
pengelolaan usaha agribisnis di perdesaan, memfasilitasi dan memotivasi
penumbuhan dan pengembangan kelompoktani serta gabungan kelompok tani. Untuk
melaksanakan fungsi tersebut, maka penyuluh sebagai fasilitator harus menguasai
selain falsafah dan prinsip-prinsip penyuluhan pertanian, juga Teknik
Komunikasi Persuasif. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari ilmu
komunikasi pertanian (penyuluhan).
0 komentar:
Posting Komentar