Senin, 27 Februari 2012

Penyebab Perubahan Iklim, Akibat dan Upaya Mengatasi Perubahan Tersebut

Diposting oleh Unknown di 12.29

Penyebab Perubahan Iklim, Akibat dan Upaya Mengatasi Perubahan Tersebut

Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk hidup. Semua aktivitas makhluk hidup dilakukan di bumi, termasuk manusia. Berbagai aktivitas manusia, terutama proses industri dan transportasi, menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil (fosil fuel) yang berasal dari plankton berjuta-juta tahun yang lalu dan terkubur di bumi. Fosil fuel ini dapat menjadi autur, bensin, solar, minyak tanah, lilin dan wax. Hasil pembakaran bahan bakar ini berupa gas-gas yang dapat meningkatkan suhu bumi seperti CO2, yang biasa disebut dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Sehingga aktivitas manusia yang berlangsung secara terus-menerus ini dapat menyebabkan Gas Rumah Kaca yang diemisikan ke atmosfer terus meningkat. Hal ini menyebabkan jumlah Gas Rumah Kaca di bumi menjadi tidak seimbang dan dapat mengakibatkan perubahan iklim di bumi. Selanjutnya, dapat menyebabkan radiasi yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke luar angkasa terhambat dan menyebabkan terjadinya akumulasi panas di atmosfer.
Terjadinya akumulasi panas di atmosfer dapat mengakibatkan suhu rata-rata di seluruh permukaan bumi meningkat. Peristiwa ini disebut Pemanasan Global. Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada unsur-unsur iklim lainnya, seperti meluasnya pencairan es di kutub utara, meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut, musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah, meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir, naiknya suhu air laut, meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya merubah pola iklim dunia. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Perubahan Iklim.
Dampak perubahan iklim sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu sektor yang paling terpengaruh dengan perubahan iklim adalah sektor pertanian yang akhirnya berdampak pada produktivitas pertanian dan pendapatan petani. Perubahan iklim akan berdampak pada pergeseran musim, yakni semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar. Sehingga, pola tanam juga akan mengalami pergeseran dan pengelolaan lahan menjadi terganggu karena membutuhkan adanya adaptasi akibat perubahan tersebut. Disamping itu kerusakan pertanaman terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi yang berdampak pada banjir dan tanah longsor serta angin. Sehingga berdampak pada kurang tersedianya bahan pangan yang menyebabkan timbulnya kemiskinan.
Selain itu, fluktuasi suhu dan kelembaban udara yang semakin meningkat yang mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Serangan hama dan penyakit tanaman padi di beberapa tempat mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Total serangan organisme pengganggu tanaman secara nasional pada periode Januari-Juni 2006 mencapai 135.988 hektar dengan gegel panen 1.274 hektar. Luas serangan ini lebih besar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Luas sawah yang terkena serangan 129.284 hektar pada Januari-Juni 2005. Beberapa jenis hama yang ditemukan antara lain penggerek batang padi, wereng batang coklat, tikus, dan tungro (sumber: Kompas,2006). Perubahan suhu tersebut juga dapat menyebabkan patogen yang awalnya tidak aktif (dalam keadaan dorman) akan aktif dan menjadi penyakit yang endemik.
Perubahan suhu juga bisa menyebabkan pola fotosintesis tanaman ikut berubah. Akibatnya, terjadi penyediaan pangan menjadi berkurang. Dampak perubahan suhu bagi hutan adalah akan sering terjadi kebakaran hutan, usaha rehabilitasi menjadi lebih sulit dilakukan. Dengan adanya kebakaran hutan, akan menambah gas-gas karbon di udara. Asap dari kebakaran tersebut akan terbawa angin sampai ke negara-negara tetangga yang menyebabkan terganggunya pernapasan dan asap tersebut juga dapat menghalangi pandangan jika ada pesawat yang melewati daerah tersebut sehingga akan menimbulkan kecelakaan pesawat. Dengan meningkatnya suhu bumi, waduk dan sungai-sungai akan cepat mengering sehingga ketersediaan air menjadi berkurang.
Akhirnya, kesejahteraan ekonomi petani menurun. Hal-hal diatas jelas merugikan petani dan sektor pertanian karena akan semakin menyusutkan dan menurunkan produksi pertanian yang berefek pada menurunnya pendapatan petani. Sebab perekonomian petani bergantung pada keberhasilan panen, jika terjadi kegagalan maka petani akan merugi.
Untuk mengatasi semua masalah diatas, perlu dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi agar perubahan iklim tidak terjadi semakin luas.
a.       Upaya mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi perluasan perubahan iklim dan dapat dilakukan dengan cara:
         Mengurangi penggunaan energi Fosil (fosil fuel)
         Mengurangi emisi gas rumah kaca
         Mencari atau mengembangkan energi alternatif:
Air (micro hydro), matahari, angin, panas bumi (geothermal), nuklir, biomasa (etanol, alkohol, algae, tebu, cassava, dll.), biodiesel (jatropha, richinus communis), hidrogen (sel photovoltaic), gelombang laut, dan sebagainya
         Meningkatkan upaya penyerapan gas rumah kaca ke dalam tanah, hutan, dan laut
         Reboisasi (penghijauan)
         Mengembalikan residu kedalam tanah
         Melaksanakan Reduce, Reuse, dan Recycle
         Melaksanakan pertanian yang berkelanjutan
         Pengembangan Pertanian Organik
         Meninggalkan pola hidup konsumtif
         Memperluas ruang terbuka hijau atau membuat hutan kota
         Menekan illegal logging, deforestation dan kebakaran hutan.
         Desain rumah/kantor yang hemat energi
         Meninggalkan penggunaan CFC/Freon
         Mematikan/menghemat alat listrik/elektronik
         Mendorong Tumbuhnya ‘Perusahaan hijau’.
         Pengembangan IPTEK Ramah Lingkungan.
         Memelihara/menjaga efisiensi mesin dan peralatan elektrokik.
         Perbaikan sistem transportasi umum.
         Mengurang penggunaan mobil pribadi.
         Mengurangi kemacetan/memperlancar lalu lintas.
b.      Selain upaya mitigasi, perlu juga dilakukan upaya adaptasi dengan keadaan iklim yang telah berubah seperti ini, diantaranya adalah dengan melakukan hal-hal seperti:
         Mengantisipasi efek perubahan iklim
         Menyusun strategi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk meningkatkan daya tahan terhadap perubahan iklim.
(Keterlambatan akan menimbulkan kerentanan sistem alam dan kehidupan dan akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk mengatasinya)
         Meningkatkan kesadaran lingkungan masyarakat (pendidikan formal & nonformal)
         Membangun sistem peringatan dini untuk mengantisipasi terjadinya bencana (Banjir, gempa bumi, tsunami, kekeringan, kelaparan, konflik sosial, rawan pangan, kebakaran, tanah longsor, dan sebagainya)
         Membangun sistem penanggulangan bencana dan sumber pendanaannya
         Membangun sistem tanggap darurat yang efektif
         Menyiapkan peta potensi bencana yang akurat
         Membangun sistem asuransi gagal tanam dan gagal panen
         Membangun sistem antisipasi serangan hama dan penyakit tanaman/ternak
         Pengembangan IPTEK yang adaftif terhadap perubahan iklim
         Membangun embung/bendungan penangkap air hujan
         Pengembangan sistem pertanian lahan kering yang tangguh.
         Pengembangan sistem irigasi hemat air/pipanisasi di lahan kering.
         Perencanaan pembangunan yang adaftif terhadap perubahan iklim, dan sebagainya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea