Kamis, 20 September 2012

Agribisnis Perbenihan Kacang Tanah

Diposting oleh Unknown di 23.31

I.          PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang (Pentingnya Tanaman Kacang Tanah Dalam Perekonomian Indonesia)
Pada awalnya kacang tanah merupakan tanaman yang berasal dari daerah di Amerika Selatan yaitu Brazillia. Kacang tanah masuk ke Indonesia pada abad ke-17 diduga karena pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis membawa kacang tanah tersebut ketika melakukan pelayarannya dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597.
Kacang tanah memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai minyak penting dan sumber makanan bagi jutaan orang, digunakan untuk bahan baku pakan ternak, sebagai sumber penting protein, vitamin, mineral, kacang tanah juga dimanfaatkan untuk penggunaan sabun, deterjen, dan kosmetik.
Produksi kacang tanah terus meningkat selama tahun 1969-2001, walaupun peningkatannya setiap Pelita hanya sekitar 1-2 persen per tahun. Di Indonesia sejak tahun 1979 dilakukan impor kacang tanah . Indonesia mengimpor kacang tanah dalam bentuk kupas dan bungkil kacang tanah. Selama tahun 1990-1998 terjadi peningkatan ekspor kacang tanah berkulit sebesar 20,0 persen per tahun. Peningkatan produksi kacang tanah berpeluang besar karena permintaan dalam negeri yang sangat baik. Selain Indonesia mampu mengekspor kacang tanah, Indonesia juga masih harus mengimpor kacang tanah dari luar negeri baik dalam bentuk hasil olahan maupun dalam bentuk kacang tanah sebagai bahan baku. Jika dilihat dari volume maupun nilainya, impor kacang tanah Indonesia cendrung mengalami peningkatan. Perbedaan antar yang di ekspor dan yang diimpor, menyatakan bahwa ada  peluang yang sangat besar  untuk  meningkatkan produktivitas dan produksi dalam negeri.
Peluang pasar untuk kacang tanah sangat besar. Pasar kacang tanah mempunyai peluang yang besar  karena komoditi ini banyak digunakan sebagai pangan, pakan dan bahan baku industri. Banyak indusri pangan yang memproduksi makanan ringan berbahan baku kacang seperti PT Kacang Garuda dan PT Dua Kelinci yang merupakan dua perusahaan skala besar yang memproduksi berbagai produk olahan berbahan baku kacang tanah, seperti kacang garing dan kacang telur. Meskipun peluang pasarnya besar  namun produksi kacang di dalam negeri belum bisa memenuhi permintaan tersebut.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, terjadi peningkatan permintaan kacang tanah di Indonesia. Peningkatan permintaan tersebut dikarenakan beragamnya penggunaan kacang tanah untuk pangan maupun bahan baku industri.  Di Indonesia potensi untuk meningkatkan produksi kacang tanah cukup besar karena Indonesia mempunyai lahan yang luas untuk meningkatkan produksi kacang tanah.
Untuk meningkatkan produksi kacang tanah, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, salah satunya adalah faktor benih. Tidak hanya untuk produksi kacang tanah, tetapi juga untuk produksi komoditi lainnya faktor benih memegang peranan yang penting. Penggunaan benih dengan kualitas yang baik, akan menghasilkan kacang tanah dengan kualitas yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, penggunaan benih dengan kualitas yang buruk, akan menghasilkan kacang tanah dengan kualitas yang makin buruk, bahkan dengan volume yang jauh di bawah standar minimal budidaya dengan benih  kualitas baik.
Walaupun telah diketahui bahwa faktor kualitas benih memegang peranan penting dalam budidaya pertanian, tetapi banyak budidaya kacang tanah yang dilakukan oleh petani tradisional, biasanya mengabaikan faktor benih. Petani tradisional biasanya menggunakan benih yang berasal dari kacang tanah hasil panen sebelumnya, yang sebenarnya hanya bisa dimanfaatkan sebagai kacang konsumsi. Oleh karena itu, sulit diketahui apakah benih tersebut telah mengalami degradasi atau masih cukup baik. Tetapi tidak semua petani menggunakan benih yang diperoleh dari hasil tanam musim sebelumnya, ada juga petani yang memilih menggunakan benih kacang tanah dengan varietas tertentu sebagai bahan tanam. Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: daya hasil tinggi; umur pendek (genjah) antara 85-90 hari; hasilnya stabil; tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun); toleran terhadap kekeringan atau tanah becek. Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:  Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan); Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan); Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas- varietas yang ada.
B.  Prospek Usaha Tanaman Kacang Tanah
Produksi kacang tanah di Indonesia tersebar di berbagai daerah, sedangkan sentra penanaman/produksi kacang tanah di Indonesia meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Papua, serta NTB. Produksi kacang tanah di NTB rata-rata baru mencapai 40.368 ton, khusus untuk Kabupaten Dompu 1.400 ton per tahun dan Kabupaten Bima 2.000 ton per tahun. Selain Dompu dan Bima, daerah penghasil kacang tanah juga terdapat di Lombok, seperti di Lombok Timur, Kecamatan Pringgerate. Luas lahan keseluruhan yang diusahakan petani dengan membudidayakan tanaman kacang tanah di daerah lombok mencapai 3000 ha. Luas lahan ini didasarkan pada ketersediaan lahan untuk memproduksi kacang tanah yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan kacang tanah yang akan dipasarkan ke PT Garudafood. Luas lahan yang tersedia tersebut belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan PT Garudafood. Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Estate Manager PT Bumi Mekar Tani bahwa lahan yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi permintaan PT Garudafood adalah 6 ribu ha.
Jika luas lahan yang telah tersedia sebesar 3000 ha tersebut menjadi patokan untuk menentukan jumlah benih yang dibutuhkan oleh PT Bumi Mekar Tani yang akan digunakan untuk memproduksi kacang tanah oleh petani, maka jumlah benih yang dibutuhkan adalah  210.000 kg.  Jumlah tersebut didapatkan dari jumlah benih per hektar yang diberikan kepada petani dalam budidaya tanaman kacang tanah yaitu sebanyak 180 kg/ha dalam bentuk polong kering. Dari total keseluruhan benih yang dibutuhkan, jumlah benih kacang tanah yang dapat dipasok dari usaha agribisnis perbenihan kacang tanah yang akan kami jalankan adalah 3600 kg atau sekitar 1,71%. Jumlah tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan benih pada lahan seluas sekitar 51 ha.
C.  Tujuan Agribisnis Perbenihan Tanaman Kacang Tanah
Agribisnis perbenihan tanaman kacang tanah ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan dengan memproduksi benih kacang tanah sebanyak 3600 kg untuk satu kali musim tanam. Sedangkan produksi benih dalam satu tahun dilakukan sebanyak 2 kali, sehingga dalam satu tahun produksi benih yang dihasilkan adalah 7.200 kg. Sebagaimana dijelaskan pada subbab sebelumnya bahwa, jumlah benih yang akan diproduksi hanya dapat memenuhi kebutuhan benih PT Bumi Mekar Tani sebesar 1,71%. Hal ini karena usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini merupakan suatu bentuk pembelajaran awal dalam membangun suatu usaha, sehingga jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu tinggi dan luas areal penanaman yang tidak terlalu luas, yaitu hanya 3 ha.
D.  Lokasi dan Waktu
Lokasi penanaman untuk memproduksi benih kacang tanah ini adalah di Masbagik Utara, Lombok Timur. Waktu penanaman adalah pada bulan April-Juni dan Juli-September, sehingga dalam satu tahun produksi benih kacang tanah dilakukan sebanyak 2 kali.


II.          Manajemen Sarana Produksi
A.  Varietas yang akan diusahakan
Dalam memilih varietas kacang tanah yang akan diusahakan, kami menyesuaikan dengan keinginan konsumen. Dalam rencana agribisnis perbenihan kacang tanah ini, kami akan bekerjasama dengan PT. Bumi Mekar Tani yang merupakan badan usaha yang bekerjasama dengan petani. PT. Bumi Mekar Tani menajlin kerjasama dengan PT. Garudafood untuk pemasaran produksi kacang tanah yang dihasilkan oleh petani. Sehingga varietas yang kami gunakan berpatokan pada tipe kacang tanah yang diinginkan oleh PT. Garudafood. PT. Garuda Food biasanya memilih kacang tanah yang memiliki 3-4 biji per polong, sehingga kami memilih varietas kacang tanah yang dapat memenuhi kriteria tersebut. Beberapa varietas unggul kacang tanah di NTB yang memiliki 3-4 biji per polong adalah varietas Panter dan Singa. Diantara kedua varietas tersebut, yang akan kami gunakan adalah varietas Panter, karena varietas tersebut memiliki  lebih banyak keunggulan dibandingkan varietas singa yaitu toleran penyakit layu, toleran penyakit karat dan toleran penyakit bercak daun.
Varietas Panter dilepaskan pada tahun 1998 dengan nomor induk 1228 dan  nomor galur GH 7594. Varietas ini berasal dari seleksi massa populasi ICG 1703 varietas lokal asal Peru. Umur berbunganya 28–31 hari, warna bunga kuning, warna biji ros (merah muda) dan warna ginofor hijau. Bentuk tanaman tegak, warna batang hijau, dan warna daun hijau. Umur panen varietas ini 90–95 hari dengan hasil rata-rata 2,60 ton/ha, bentuk biji persegi, jumlah biji/polong 3-4, jumlah polong/tanaman 15-20 dan bobot 100 biji 35-40 gram. Varietas ini toleran penyakit layu, toleran penyakit karat, toleran penyakit bercak daun dengan kadar lemak 43,0% dan kadar protein 21,5%. Varietas ini memiliki sifat terhadap lingkungan toleran kekeringan dengan adaptasi luas, hasil stabil, benih penjenis (BS) dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi.
B.  Sumber Benih
Benih kacang tanah berasal dari tanaman yang dibudidayakan untuk tujuan memperoleh benih, bukan budidaya yang akan menghasilkan kacang konsumsi. Benih yang akan kami produksi adalah kelas benih sebar. Sumber benih yang digunakan dalam kegiatan ini adalah dari benih pokok yang merupakan keturunan pertama benih dasar atau keturunan kedua dari benih pejenis yang dirawat dan diperbanyak oleh Balitkabi. Benih pokok diperoleh dari BBI Palawija yang berlokasi di Jawa Timur.
C.  Lahan
Budidaya kacang tanah dilakukan di lahan sawah pada musim kemarau. Penanaman kacang tanah di lahan  sawah bisa dilakukan pada bulan April – Juni dan bulan Juli - September. Penanaman kacang tanah di sawah cukup menguntungkan karena pada musim kemarau tersebut, intensitas sinar mataharinya sangat tinggi. Hingga produksi kacang tanah bisa optimal. Tingginya intensitas sinar matahari ini mengakibatkan fotosintesis berlangsung sehari penuh, dan hama serta penyakit tanaman juga kurang. Yang menjadi kendala utama pada budidaya kacang tanah di lahan sawah adalah faktor ketersediaan air. Kendala ini tidak akan terjadi pada lahan berpengairan teknis. Oleh karena itu, pada usaha agribisnis benih kacang tanah ini kami menggunakan lahan sawah irigasi teknis.
D.  Peralatan
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan produksi benih kacang tanah adalah traktor, cangkul, tugal, garu, karung, oven, dan lain-lain.
E.  Pupuk
Pupuk yang  digunakan adalah pupuk Ponska dengan dosis untuk  60 kg. Pupuk Ponska mengandung nitrogen, fosfat, dan kalium.
F.   Pengendalian Hama dan Penyakit dengan menggunakan pestisida
Hama dan penyakit merupakan masalah yang pelu dihadapi dalam pembudidayaan tanaman. Sama halnya dengan tanaman budidaya lainnya kacang tanah juga mempunyai beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menganggu. Pada umumnya hama yang sering menyerang kacang tanah adalah wereng kacang tanah, penggerek daun, ulat jengkal dan ulat grayak, sedangkan penyakit yang sering menyerang kacang tanah antara lain adalah layu bakteri, bercak daun, dan penyakit karat. Pengendalian hama dapat dikendalikan dengan insektisida, sedangkan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida.
G. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja yang berasal dari daerah atau tempat dimana dilaksanakan produksi benih kacang tanah tersebut. Hal tersebut bertujuan agar mengurangi jumlah masyarakat yang menganggur di daerah tersebut, dengan adanya usaha produksi benih kacang tanah tersebut diharapkan juga banyak menyerap tenaga kerja dan menjadi lapangan kerja yang baru bagi masyarakat.


 III.          Manajemen Permodalan
Manajemen modal adalah sejumlah uang atau barang yang digunakan untuk kegiatan usaha, sehingga modal merupakan salah satu faktor penting dalam memulai suatu usaha, termasuk usaha agribisnis perbenihan kacang tanah. Modal usaha dapat berasal dari beberapa sumber, yaitu modal sendiri dan pinjaman. Dalam usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini modal usaha berasal dari modal sendiri, yaitu sebesar Rp20.000.000,- dan pinjaman dari bank sebesar Rp20.000.000,- juga. Modal sendiri diperoleh dari hasil gabungan dana dari masing-masing anggota, dimana tiap anggota menanamkan modal sebesar Rp5.000.000,-. Modal pinjaman digunakan untuk menutupi kekurangan modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini, karena modal usaha yang dibutuhkan untuk usaha agribisnis ini adalah sekitar Rp40.000.000,-. Bank Syariah Mandiri menjadi target tempat peminjaman modal usaha ini.


IV.          Manajemen Teknik Produksi
A.  Persiapan Lahan
Pada umumnya tanaman kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan di beberapa jenis lahan seperti sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, dan  lahan kering. Pemilihan lahan merupakan langkah penting untuk pembudidayaan kacang tanah, dalam pemilihan lahan beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan, tanah berdrainase dan beraerasi baik serta memiliki pH antara 6,0 -6,5.
Untuk agribisnis perbenihan yang kami lakukan, kami membudidayakan kacang tanah di sawah irigasi teknis. Setelah pemilihan lahan kemudian tanah diolah dengan melakukan pembajakan sebanyak 1 kali dan digaru sebanyak 1 kali juga. Selanjutnya dilakukan pembuatan saluran drainase berjarak 3-4 meter membujur searah dengan barisan tanaman dengan lebar saluran 30 cm dan dengan kedalaman 25 cm.
B.  Penanaman
Penanaman dilakukan setelah lahan dibasahi, tapi tidak sampai tergenang. Cara penanaman dengan cara tugal, biji ditugalkan dengan kedalaman 3 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 x 10 cm dengan 2 biji per lubang. Perlu juga diupayakan agar penanaman dilakukan serentak pada suatu hamparan
C.  Pemeliharaan
1.      Pemupukan
Pupuk Ponska pada umur 10-15 hari setelah tanam dengan cara disebarkan dalam larikan antara barisan.. Pemupukan dengan cara sebar juga bisa dilakukan, penyebaran dilakukan secara merata keseluruh areal sebelum tanam, asalkan kondisi lahan dalam keadaan lembab (macak-macak).
2.      Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mempertahankan populasi, dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu.


3.      Penyiangan
Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada umur 3 minggu dan umur 6 minggu setelah tanam (tergantung keadaan rumput).
4.      Pengairan
Pembudidayaan tanaman kacang tanah tidak membutuhkan air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman kacang tanah adalah fase perkecambahan, fase pertumbuhan dan fase pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
5.      Pengendalian hama dan penyakit
Hama utama yang menyerang kacang tanah adalah wereng kacang tanah, penggerek daun, ulat jengkal dan ulat grayak. Hama tersebut dapat dikendalikan dengan insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon. Untuk pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 25, 35 dan 45 hari. Penyakit utama kacang tanah antara lain adalah layu bakteri, bercak daun, dan penyakit karat. Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan klorotalonil. Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur 35, 45 dan 60 hari.
D.  Panen
Pemanenan tanaman kacang tanah dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur antara 90-95 hari. Pemanenan memerlukan beberapa kriteria yaitu antara lain sebagian besar polongnya (80 %) telah tua, kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman, polong berisi penuh, kulit biji tipis mengkilat dan tidak berair serta sebagian besar daun telah rontok.
Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak tertinggal dalam tanah.
E.  Pasca panen
Setelah dipanen brangkasan kacang tanah dipotong lebih kurang 10 cm kemudian dibersihkan. Adapun beberapa kegiatan pokok pasca panen yang dilakukan untuk kacang tanah adalah sebagai berikut: 
1.      Pemipilan
Pemipilan polong kacang tanah dari batangnya dilakukan dengan menggunakan tangan.

2.      Pengeringan
Polong kacang tanah ditebarkan di atas anyaman bambu atau tabir sambil dijemur dibawah terik matahari sampai kering (Kadar air 9% - 12%).
3.      Penyimpanan.
Penyimpanan dalam bentuk polong kering, karena benih kacang tanah yang dihasilkan dijual dalam bentuk polong. Polong kering dimasukkan ke dalam karung goni atau kaleng tertutup rapat, lalu disimpan di gudang penyimpanan yang tempatnya kering.
F.   Pengemasan
Pengemasan dilakukan dalam rangka usaha untuk mempertahankan mutu benih. Selain itu, dengan pengemasan benih dapat lebih meyakinkan konsumen akan mutu dari benih tersebut, karena pada kemasan akan tercantum label benih yang telah disertifikasi. Bahan yang digunakan untuk mengemas benih kacang tanah ini adalah plastik


 V.          Manajemen Pengujian
Sebelum dipasarkan, benih yang dihasilkan perlu diuji terlebih dahulu. Pengujian yang dilakukan berupa pengujian di lapangan dan pengujian laboratorium. Pengujian ini dilakukan dalam rangka mendapatkan sertifikat benih, sehingga dalam pemasaran benih tersebut dapat lebih meyakinkan konsumen karena benih tersebut telah disertifikasi. Prosedur pengujian benih untuk memperoleh sertifikat benih tersebut antara lain:
Permohonan Sertifikasi
Permohonan sertifikasi diajukan oleh pemohon kepada instansi penyelenggara sertifikasi benih setempat. Permohonan ini hanya dapat diajukan oleh produsen yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1.         Menguasai lahan yang akan digunakan untuk memproduksi benih
2.         Memiliki atau menuasai benih simber
3.         Mampu memelihara dan mengatur lahan pertanamannya
4.        Memakai petunjuk yang diberikan oleh penyelenggara sertifikasi beni sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.         Mempunyia fasilitas sesuai dengan jenis tanaman yang diusahakan
6.        Bersedia membayar biaya pemeriksaan lapangan dan pengujian benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Permohonan diajukan kepada penyelenggara sertifikasi benih paling lambat 10 hari sebelum tabur dan mengisi formulir permohonan sertifikasi yang telah ditentukan. Satu formulir permohonan sertifikasi hanya berlaku untuk satu unit sertifikasi yaitu terdiri dari 1 varietas dan 1 kelas benih dalam satu keasatuan lahan (lot). Dalam permohonan tersebut dilampirkan :
1.         Label benih sumber yang akan ditanam
2.         Sket peta lapangan
Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar, untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan benar-benar sesuai dengan keadaan dilapangan
Pemeriksaan Pertanaman
a.       Untuk mendapatkan kepastian bahwa yang akan dihasilkan dari pertanaman tersebut adalah benar terdiri dari varietas yang dimaksud dan tidak tercampur sampai batas toleransi
b.      Produsen harus menyampaikan permintaan pemeriksaan pertanaman selambat-lambatnya satu minggu sebelum pemariksaan kepada penyelenggara sertifikasi
c.       Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh PBT
d.      Sebelum pemeriksaan dilakukan, produsen harus membersihkan CVL, tipe simpang, tanaman yang terserang hama, dan rerumputan
e.       Dilakukan pada fase-fase pertumbuhan tertentudari tanaman yang bersangkutan
f.       Apabila ternyata dalam pemeriksaan tidak memenuhi standar yang berlaku, maka sertifikasi tidak bias dilanjutkan
g.      Laporan pemeriksaan pertanaman dibuat oleh Pengawas Benih Tanaman dan disampaikan kepada produsen paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah selesai pemeriksaan
Pemeriksaan alat panen
1.      Produsen harus mengajukan permintaan untuk pemeriksaan tersebut selambat-lambatnya 1 minggu sebelum panen/digunakan
2.      Fasilitas penyimpanan serta peralatan yang akan dipakai untuk tanam, panen, pengolahan, pengeringan dan atau peralatan lainnya harus dibersihkan
3.      Dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman
Pengawasan benih pada saat panen dan proses pengolahan
1.      Pengawasan dilakukan oleh Pengawas Benih pada saat-saat tertentu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
2.      Benih harus disimpan dalam tempat dengan kondisi yang sesuai serta sirkulasi udara terjamin
3.      Semua benih bersertifikat harus dimasukkan atau diletakkan pada tempat yang bersih
4.      Identitas kelompok benih seperti jenis/varietas, nomor kelompok, asal lapangan atau blok, harus ada dan terpelihara setiap sama
5.      Penyusunan wadah
6.      Wadah diatur sedimikian rupa sehingga jumlahnya dapat dihitung dengan tepat dan setiap wadah benih mempunyai klesempatan yang sama untuk diambil contoh benihnya serta contohnya dapat diambil dengan mudah


Pengambilan contoh benih
1.      Contoh benih untuk pengujian laboratorium hanya dapat diambil dari kelompok benih yang sejarah pembentukan kelompoknya jelas, diberi identitas jelas dan seragam mutunya
2.      Jumlah/beratnya satu kelompok benih untuk masing-masing jenis/varietas tidak lebih dari ketentuan yang berlaku
3.      Contoh benih dari suatu kelompok benih akan diambil oleh petugas.
4.      Cara pengmbilan contoh benih, jumlah atau berat contoh dan alat pengambilannya harus sesuai dengan pedoman yang berlaku
5.      Contoh benih yang telah disampaikan ke Labratorium tidak dapat diambil kembali
6.      Pengambilan contoh benih ulangan
Dari setiap kelompok benih hanya diambil satu contoh benih resmi, kecuali dalam hal-hal tertentu dapat diambil contoh ulangan. Bagi benih yang berbentuk biji hal-hal tertentu tersebut yaitu apabila:
a.       Suatu kelompok benih tidak memenui standar pada pengujian pertama karena tercampur benih tanaman lainnya
b.      Pada pengujian pertama ternyata kadar airnya tidak memenuhi standar
c.       Pada pengujian pertama ternyata daya tumbuhnya tidak memenuhi standar
Pemberian Sertifikat Benih
a.       Laporan mengenai pemeriksaan tersebut, dibuat dalam bentuk yang ditetapkan
b.      Suatu kelompok benih yang memenuhi semua persyaratan pada setiap tahapan pemeriksaan akan dikeluarkan suatu laporan lengkap hasil pengujian benih bina yang merupakan benih sertifikat untuk kelompok benih yang bersangkutan
c.       Benih yang tidak memenuhi standar untuk suatu kelas benih tertentu, tetapi masih memenuhi standar untukkelas benih yang lebih rendah, kelas benihnyta dapat disesuaikan dengan kelas benih yang dicapai, atas dasar permintaan produsen yang bersangkutan
d.     Untuk benih bersertifikat yang tidak melalui proses pengujian laboratorium, sertifikat benih bina juga dapat berasal dari penggabungan dari beberpa blok yang berbeda tanggal panennya tidak lebih dari 5 hari
Pemasangan label dan Segel
a.       Label dan/atau segel harus dipasang pasa tiap-tiap wadah benih atau dengan cara lain yang disetujui penyelenggara sertifikasi yang mudah dilihat dan tidak mudah rusak
b.      Pemasangan label dilakukan oleh produsen benih, dibawah pengawasan Pengawas Benih
c.       Produsen benih mengajukan permintaan nomor seri pengadaan label benih bersertifikat dan/atau segel kepada penyelenggara sertifikasi setelah laporan lengkap hasil pengujian benih suatu klompok benih diterimanya
Pelabelan Ulang
a.       Benih bersertidfikat yang telah mendekati atau habis masa edarnya apabila akan diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan ulang
b.      Pelaksanaan pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan paling lambat dalam jangka waktu 14 hari sebelum habis masa edar
c.       Pengujian dan pelabelan ulang dapat dilakukan terhadap benih produksi dalam negeri atau pemasukan dari Negara lain oleh produsen/pengedar benih
d.      Produsen tau pengedar benih harus menuliskan data mutu berdasarkan hasil pengujian baru pada label ulangan
e.       Label ulangan disediakan oleh pemilik benih dan dibubuhi kata-kata “LABEL ULANGAN” atau disingkat “LU” (kode LU)
f.       Label lama dapat dilepas atau tetap dipasang disisi label baru
g.      Pelabelan ulang dapat dilakukan secara berkala dengan memperhatikan kondisi benih
h.      Msa berlaku label LU maksimum setengah dari masa berlaku label untuk sertifikat benih pertama kali



VI.          Teknik Pemasaran
Dengan adanya kemitraan yang dibangun dengan PT Bumi Mekar Tani, maka target pasar dari usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini dapat dikatakan jelas, artinya produksi benih yang dihasilkan akan dijual kepada PT Bumi Mekar Tani. Selain itu, kami juga menyiapkan alternatif jalur pemasaran untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kemungkinan terjadinya pembatalan kontrak dengan PT. Bumi Mekar Tani. Alternatif jalur pemasaran tersebut adalah promosi melalui dunia maya dengan membuat iklan, blog, maupun artikel yang memperkenalkan produk kami. Selain itu, kami juga akan membuat pamflet dan iklan pada media massa, serta promosi langsung secara luas kepada petani konsumen benih.

VII.          Kemitraan
Dalam usaha agribisnis perbenihan kacang tanah ini, kami akan menjalin kemitraan dengan PT. Bumi Mekar Tani. Alasan menjalin kemitraan dengan PT. Bumi Mekar Tani adalah karena PT. Bumi Mekar Tani merupakan badan usaha yang merangkul petani untuk memproduksi kacang tanah. PT. Bumi Mekar Tani bekerjasama dengan petani untuk meningkatkan produksi kacang tanah. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, PT. Bumi Mekar Tani memberikan pelatihan kepada petani berupa pelatihan teknik budidaya mulai dari persiapan tanam hingga pascapanen. Dalam bermitra ini, petani tidak perlu khawatir, karena kacang tanah yang dihasilkan nantinya akan dibeli oleh PT. Garuda Food dengan mempertimbangkan kualitas hasil produksi kacang tanah tersebut.
Selain itu, PT. Bumi Mekar Tani juga memberikan bantuan benih kepada para petani, selanjutnya benih tersebut akan dibudidayakan petani. Dengan melihat peluang adanya kebutuhan benih oleh PT. Bumi Mekar Tani untuk diberikan kepada petani inilah kami memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan mereka.


VIII.          Analisa Kelayakan Agribisnis Perbenihan
Suatu usaha perlu dianalisis kelayakannya apakah usaha tersebut dapat mendatangkan keuntungan dan layak atau tidak untuk dijalankan.
Tabel Analisis Kelayakan Produksi Benih Kacang Tanah
No
Uraian
Kebutuhan
Satuan
Harga/Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)

Biaya




1
Sewa lahan
3
ha/3 bulan
 Rp      3.000.000
 Rp     9.000.000
2
Benih
210
kg
 Rp           15.000
 Rp     3.150.000
3
Pupuk
84
kg
 Rp             3.000
 Rp        252.000
4
Pestisida
1
paket
 Rp         500.000
 Rp        500.000
5
Tenaga kerja





Pengolahan tanah
90
HOK
 Rp           25.000
 Rp     2.250.000

Penanaman
60
HOK
 Rp           25.000
 Rp     1.500.000

Pemeliharaan





   Penyiangan (2x)
60
HOK
 Rp           25.000
 Rp     1.500.000

   Pengairan (5x)
10
HOK
 Rp           25.000
 Rp        250.000

   Pengendalian HPT (3x)
6
HOK
 Rp           25.000
 Rp        150.000

Panen dan pascapanen
20
HOK
 Rp           20.000
 Rp        400.000
6
Penyusutan alat
1
paket
 Rp         100.000
 Rp        100.000
7
Kemasan (plastik)
8
pcs
 Rp           10.000
 Rp          80.000
8
Ongkos kirim benih pokok
210
kg
 Rp           10.000
 Rp     2.100.000

Total



 Rp  21.232.000

Pendapatan


 Rp           10.000
 Rp  36.000.000

Keuntungan



 Rp  14.768.000

B/C Ratio



0,69555

Berdasarkan hasil perhitungan B/C Ratio seperti yang ditunjukkan pada tabel, maka usaha agribisnis perbenihan ini dapat dikatakan belum layak untuk dijalankan, karena nilai B/C rationya < 1.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

SAYA TINGGAL DI NTB, KAB. DOMPU. MOHON INFORMASIMYA DIMANA SAYA BISA MEMPEROLEH BENIH KACANG TANAH VARIETAS UNGGUL DIDEKAT DAERAH SAYA TINGGAL ??

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea