SIFAT KUANTITATIF
GENOTIPE PADI YANG DITANAMPADA LAHAN GOGO
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan sifat
kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, non produktif, panjang
malai, jumlah gabah berisi, jumlah gabah hampa, bobot 100 butir dan berat per rumpun)
antar genotipe padi yang ditanam pada lahan gogo.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia mempunyai
lahan kering yang cukup luas dan tidak termanfaatkan secara optimal.
Adapun lahan kering yang dimaksud adalah lahan yang tidak mempunyai saluran
irigasi. Air yang terkandung hanya berasal dari air hujan yang ditahan
oleh partikel tanah. Oleh karena itu lahan kering pada umumnya mengalami
kekeringan pada musim kemarau. Sifat atau karakter lahan kering tersebut
menyebabkan terbatasnya komoditas tanaman budidaya yang dapat
dikembangkan. Salah satu komoditas pangan yang dapat berproduksi di
lahan kering adalah padi gogo. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang
selama ini belum termanfaatkan dengan optimal dapat menjadi salah satu solusi
dalam menghadapi masalah ketahanan pangan. Penurunan areal sawah akibat
alih fungsi lahan yang berubah menjadi areal perumahan dan pabrik industri,
tingginya biaya membuka areal sawah baru, serta peruntukan air irigasi padi
sawah yang semakin terbatas menyebabkan padi gogo menjadi penting untuk
dikembangkan (Rachman et al.,2003).
Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu
penanaman padi di lahan kering. Selain padi gogo, masih ada ragam budidaya padi
yang lain, yaitu padi sawah, padi rawa atau padi pasang surut dan padi tadah
hujan. Komposisi masing-masing ragam budidaya tersebut adalah padi sawah 63%,
padi gogo 14%, padi rawa 3%, dan padi tadah hujan 20%. Padi gogo umumnya ditanam
sekali setahun pada awal musim hujan. Setelah penanaman padi gogo biasanya
terus dilanjutkan dengan palawija atau jenis kacang-kacangan. Di beberapa daerah tadah hujan orang
mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran
tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo
rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil
padi meningkat (Anonim, 2012).
Beberapa sifat
dalam bidang pertanian yang penting, seperti produksi tanaman, pertambahan bobot
hewan dan kandungan lemak daging hewan, merupakan contoh sifat kuantitatif. Penelitian-penelitian
tentang model pewarisan sifat kuantitatif telah banyak dilakukan oleh ahli-ahli
genetika pertanian. Sifat-sifat kuantitatif dikontrol oleh banyak gen dan
bersifat minor (minor polygenic), yang segregasinya sesuai dengan hukum Mendel.
Berbeda dengan sifat kualitatif yang dikontrol oleh sedikit gen dan bersifat mayor
(major monogenic) Sifat kuantatif ini juga dipengaruhi oleh lingkungan sampai
tahap-tahap tertentu (Kuswanto, 2012).
C. BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM
Bahan dan alat yang digunakan pada praktikum ini
diantaranya adalah beberapa genotipe padi beras merah (dilapang), penggaris,
handcounter dan alat tulis menulis.
D. CARA KERJA
1.
Materi praktikum adalah 20 genotipe padi yang ditanam
pada lahan gogo di kecamatan Mantang Lombok Tengah yang ditanam pada bulan
januari 2012.
2.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
kelompok (RAK) yang terdiri atas 20 perlakuan Genotipe Padi (G1 s/d G20)
masing-masing perlakuan diulang 3 kali (tiap ulanagn diambil 3 sampel).
3.
Diamati parameter sebagai berikut
a.
Tinggi tanaman, diukur dipermukaan tanah sampai ujung
daun tertinggi.
b.
Jumlah anakan produktif dan non produktif, dihitung
seluruh malai tanaman pada setiap rumpun pada saat menjelang panen.
c.
Panjang malai, diukur dari pangkal malai (buku terakhir
malai) sampai dengan ujung malai (gabah terakhir ujung malai). Dilakukan
setelah panen.
d.
Jumlah gabah berisi dan hampa (total) tiap malai,
dihitung seluruh gabah pada satu malai, tiap rumpun tanaman ditentukan 3 batang
malai, dilakukan setelah panen.
e.
Berat 100 butir gabah berisi, dihitung pada kondisi
kering panen, pengambilan sampel dilakukan 3 kali kemudian dirata-ratakan.
4.
Data pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman
(Anova) pada taraf nyata 5%. Apabila berbeda nyata diuji dengan uji Duncan.
E. ANALISIS DATA
1. Tinggi
tanaman
The SAS System 23:06 Sunday, September 7, 1997 4
Analysis of Variance Procedure
Dependent Variable:
TT
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value
Pr > F
Model 21 3866.92546333 184.13930778 4.96
0.0001
Error 38 1411.19947000 37.13682816
Corrected Total 59 5278.12493333
R-Square C.V. Root MSE TT Mean
0.732632 6.019756 6.093999 101.23333333
Source DF Anova SS Mean Square F Value
Pr > F
U 2 913.69126333 456.84563167 12.30
0.0001
G 19 2953.23420000 155.43337895 4.19
0.0001
Duncan's Multiple Range Test for variable: TT
NOTE: This
test controls the type I comparisonwise error rate, not the
experimentwise error rate
Alpha= 0.05 df= 38 MSE= 37.13683
Number of Means 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
Critical Range 10.07 10.59 10.93 11.17 11.36 11.50 11.62
11.72 11.80 11.87
Number of Means 12
13 14 15
16 17 18
19 20
Critical Range 11.93 11.99 12.03 12.07 12.10 12.13 12.16
12.18 12.20
Means with
the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping
Mean N G
A 127.333 3
G18
B 107.890 3
G19
B
C B 105.667 3
G15
C B
C B 103.333 3
G17
C B
C B 103.110 3
G20
C B
C B 103.000 3
G6
C B
C B 102.000 3
G9
C B
C B 101.777 3
G7
C B
C B 100.887 3
G13
C B
C B 100.667 3
G2
C B
C B 100.553 3
G3
C B
C B
99.337 3 G5
C B
C B 98.553 3
G10
C B
C B 97.780 3
G14
C B
C B 96.333 3
G11
C B
C B 96.333 3
G16
C
C 95.777 3
G8
C
C 95.223 3
G1
C
C 95.113 3
G12
C
C 94.000 3
G4
2. Panjang
malai
The SAS System 23:06 Sunday, September 7, 1997 7
Analysis of Variance Procedure
Dependent Variable: PM
Source DF Sum of Squares Mean Square F Value
Pr > F
Model 21 105.54917000 5.02615095
4.59 0.0001
Error 38 41.58183000 1.09425868
Corrected Total 59 147.13100000
R-Square C.V. Root MSE PM Mean
0.717382 5.005111 1.046068 20.90000000
Source DF Anova SS Mean Square
F Value Pr > F
U 2 57.85357000 28.92678500 26.44
0.0001
G 19 47.69560000 2.51029474 2.29
0.0145
Duncan's Multiple Range Test for variable: PM
NOTE: This
test controls the type I comparisonwise error rate, not the
experimentwise error rate
Alpha= 0.05 df= 38 MSE= 1.094259
Number of Means 2
3 4 5
6 7 8
9 10 11
Critical Range 1.729 1.818 1.876 1.918 1.949 1.975 1.995
2.012 2.026 2.038
Number of Means 12
13 14 15
16 17 18
19 20
Critical Range 2.049 2.057 2.065 2.072 2.078 2.083 2.088
2.092 2.095
Means with
the same letter are not significantly different.
Duncan Grouping
Mean N G
A 23.2233 3
G18
A
B A 22.0833 3
G16
B A
B A 22.0400 3
G9
B A
B A 22.0300 3
G13
B A
B A C
21.3900 3 G19
B A C
B A C 21.2767
3 G2
B C
B C 21.2233 3
G5
B C
B C 20.9733 3
G10
B C
B C 20.8300 3
G14
B C
B C 20.7067 3
G20
B C
B C 20.6933 3
G7
B C
B C 20.6500 3
G3
B C
B C 20.5467 3
G1
B C
B C
20.4433 3 G15
B C
B C 20.2500 3
G6
B C
B C 20.1833
3 G12
B C
B C 20.1500 3
G11
B C
B C 20.1333
3 G8
C
C 19.6733 3
G17
C
C 19.5000 3
G4
F. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Pada praktikum kali
ini, ada beberapa sifat kuantitatif padi yang diamati, diantaranya adalah
tinggi tanaman dan panjang malai. Kedua sifat tersebut diamati untuk membandingkan
produktivitas 20 genotip padi yang ditanaman pada lahan gogo. Berdasarkan hasil
analisis data, diperoleh bahwa seluruh genotipe padi yang diuji memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dan panjang malai. Dari
hasil uji Duncan untuk tinggi tanaman diperoleh genotipe yang saling berbeda
nyata diantaranya adalah G18 dengan genotipe lainnya. G18 memiliki nilai
tertinggi untuk panjang malai, karena G18 merupakan varietas Kenya yang memang
tahan jika di tanaman di lahan kering, oleh sebab itu, bisa tumbuh lebih tinggi
dibandingkan genotipe lainnya. Sedangkan uji Duncan untuk panjang malai juga
memperoleh hasil yang sama dengan tinggi tanaman yaitu dengan nilai tertinggi
pada G18 yaitu varietas Kenya. G18 ini juga menunjukkan hasil yang berbeda
nyata terhadap G15, G10, G14, G20, G7, G3, G1, G15,
G6, G12, G11, G8, G17, G4 dan tidak berbeda nyata terhadap G16, G9, G13, G19 dan G2. Dari data diatas
dapat disimpulkan bahwa G18 memiliki tinggi tanaman dan panjang malai tertinggi
sedangkan genotipe padi yang memperoleh nilai terendah adalah G4.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Padi Gogo. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi#Padi_gogo. Diakses pada
tanggal 6 Juni 2012.
Kuswanto. 2012. Genetika Kuantitatif.
http://kuswanto.lecture.ub.ac.id/2012/02/bahan-
kuliah-genetika-kuantitatif/. Diakses pada
tanggal 6 Juni 2012.
Rachman, A., Purwani, I., Wahono, T.C.,
Mardawilis, Emilya, Firman, Khadir, Sinaga, P.H.
dan Rivana, C. 2003. Pengkajian Sistem Usaha Pertanian (SUP) Berbasis Padi Gogo.
http:// www.pustaka.bogor.net / patek / apt1250.htm. 5 Oktober 2006. Diakses pada
tanggal 6 Juni 2012.
0 komentar:
Posting Komentar