I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendugaan komponen
varian genetik dapat dilakukan dengan beberapa rancangan persilangan
diantaranya adalah NC I, NC II dan dialel. Pendugaan komponen varian genetik
ini bertujuan untuk mengetahui komponen varian genetik itu, seperti varian
aditif, varian dominan dan varian interaksi yang menggambarkan peran
masing-masing gen. Dengan demikian, dapat ditentukan jenis varietas yang akan
dibuat dan metode pemuliaan yang akan digunakan berdasarkan besarnya nilai
masing-masing komponen varian genetik tersebut. Sehingga, tujuan program
pemuliaan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
B.
Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah biji pada masing-masing tetua betina hasil persilangan dengan
NC I pada tanaman jagung.
C.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2012
di lahan Fakultas Pertanian, Narmada.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penduga parameter
genetik populasi dapat diperoleh melalui serangkaian persilangan antar individu
tanaman. Rancangan persilangan dimaksudkan untuk membentuk kekerabatan di
antara keturunan dari hasil persilangan. Berdasarkan peragam kekerabatan ini
maka dapat diperoleh penduga ragam genetik yang terdiri dari komponen ragam aditif
(ó2A), dominan (ó2D) dan epistasis. Rancangan persilangan yang dapat digunakan,
di antaranya rancangan persilangan I, II dan III (Comstock dan Robinson, 1952)
atau North Carolina Design (NCD) I, NCD II dan NCD III (Hill et al.,
1998; Kearsey dan Pooni, 1996). Pada ketiga rancangan persilangan tersebut,
tetua yang digunakan adalah tanaman generasi F2 dari persilangan dua galur
murni. Pada NCD I, setiap tetua betina tidak disilangkan dengan lebih dari satu
tetua jantan, sehingga NCD I disebut juga rancangan tersarang (Hallauer dan
Miranda, 1985).
Rancangan
persilangan NC I digunakan pada tanaman berumah satu, tetapi bunga jantan dan
bunga betinanya terpisah, seperti tanaman jagung. Rancangan ini termasuk dalam
rancangan yang bersifat nested (tersarang). Dalam hal ini, tetua jantan
memiliki sejumlah tetua betina hanya untuk jantan tersebut, tidak untuk jantan
lain. Jumlah tetua yang dimiliki bervariasi dan akan menentukan ketepatan hasil
dugaan (Sudika, 2012).
III.
LANGKAH
KERJA
Langkah kerja yang dilakukan pada
praktikum ini antara lain:
a. Sebelum
dilakukan persilangan bunga jantan
dikerodong untuk mendapatkan serbuk sari. Hal ini dilakukan sebelum bunga
jantan pecah.
b. Setelah
kerodong kering, bunga jantan diambil dari tanaman yang dijadikan sebagai tetua
jantan, kemudian serbuk sarinya ditaburkan pada bunga betina. Setelah itu,
bunga yang telah diserbuki dikerodong untuk menghindari bunga tersebut
diserbuki lagi oleh bunga jantan yang lain. Kerodong kering menandakan bahwa
serbuk yang didapat sudah siap untuk ditaburkan pada bunga betina.
c. Setelah
beberapa minggu, jagung dipanen kemudian dihitung jumlah biji pada
masing-masing tongkol jagung yang diperoleh.
d. Data
jumlah biji yang diperoleh ditampilkan tabel pengamatan kemudian dihitung
analisis keragaman dan uji lanjutnya.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rerata jumlah biji setiap tetua
betina hasil persilangan NC I pada tanaman jagung
Perlakuan
|
Ulangan
|
Rerata
|
||
1
|
2
|
3
|
||
E1.1
|
250
|
292
|
264
|
268,67
|
E1.2
|
390
|
164
|
336
|
296,67
|
E1.3
|
314
|
269
|
219
|
267,33
|
E1.4
|
392
|
192
|
273
|
285,67
|
Tabel 2. Analisis Keragaman
Source of Variation
|
SS
|
df
|
MS
|
F
|
P-value
|
F crit
|
Rows
|
1794.25
|
3
|
598.0833
|
0.118567
|
0.945888
|
4.757063
|
Columns
|
23265.17
|
2
|
11632.58
|
2.306108
|
0.180732
|
5.143253
|
Error
|
30265.5
|
6
|
5044.25
|
|||
Total
|
55324.92
|
11
|
Keterangan:
Rows = perlakuan; Columns = blok; Error = galat
Dari hasil analisis data diatas, dapat diketahui persilangan
tetua jantan dengan 4 tetua betina menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda
nyata, dapat dilihat dari nilai P-value yaitu 0.945888 > dari nilai F
tabelnya yaitu 4.757063. Artinya, jumlah biji setiap tongkol jagung yang
diamati sama. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pembagian serbuk sari dan
kematangan keempat tetua betina sudah merata.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa persilangan tetua jantan dengan 4 tetua betina menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata.
DAFTAR
PUSTAKA
Comstock RE and Robinson HF. 1952. Estimation of average dominance genes. Heterosis. Iowa State College Press,
Ames, Iowa. 494-516.
Hallauer AR and Miranda JBF. 1985. Quantitatve Genetic Maize Breeding. Iowa
State Univ. Press. Ames.
Hill J, Becker HC and Tigerstedt PMA.
1998. Quantitative and ecological aspects
of plant breeding. Chapman & Hall. London.
Kearsey
MJ and Pooni HS. 1996. The genetical
analysis of quantitative traits. Chapman & Hall.
London.
Sudika, I Wayan.
2012. Bahan Ajar Teknik Analisis dan
Rancangan Persilangan: Pendugaan Komponen Varian Genetik. Fakultas
Pertanian Universitas Mataram. Mataram.
0 komentar:
Posting Komentar