Menurut Hardjowigeno (2003) hanya ada lima factor utama yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Salah satu dari kelima factor itu adalah iklim. Iklim merupakan factor yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh terhadap pembentukan tanah adalah suhu dan curah hujan.
Tanah berasal dari bahan-bahan induk, baik yang organic maupun mineral, yang terbentuk melalui berbagai macam proses. Bahan-bahan induk yang membentuk tanah adalah batuan-batuan yang ada di muka bumi yang mengalami pelapukan. Suhu udara dapat menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan sehingga terbentuk tanah. Proses pelapukan batuan oleh suhu ini dinamakan pelapukan mekanis atau fisik. Batu akan memuai jika terkena suhu tinggi dan menyusut ketika suhu rendah. Pemuaian batuan tersebut sebenarnya tidak begitu berarti, tetapi akan memberikan dampak nyata jika terjadi secara konstan dan berkali-kali.
Setelah mengalami pelapukan secara fisik, batuan yang telah hancur akan mengalami pelapukan secara kimiawi. Pelapukan kimia menyebabkan mineral terlarut dan mengubah sturkturnya sehingga mudah terfragmentasi. Dengan adanya air hujan, maka proses pencucian tanah berlangsung cepat sehingga pH tanah tidak terlalu basa. Karena tanah yang bersifat masam pada umumnya adalah tanah yang banyak mengandung humus.
Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada tanah meliputi:
1. Solution yaitu terlarutnya bahan padat menjadi ion yang dikellilingi oleh molekul cairan.
Contoh :
Na+, Cl-, H2O®NaCl + H2O
(Garam mudah larut) air (ion terlarut dikelilingi air)
2. Hidrolisis ; reaksi suatu substansi dengan air yang membentuk hidroksida dan substansi baru lain yang lebih mudah larut daripada substansi asalnya. Hidrolisis merupakan salah satu reaksi pelapukan yang terpenting yang menyebabkan perubahan profil tanah.
Contoh :
HAlSi3O8 + KOH®KAlSi3O8 + HOH
(ortoclase, sangat (clay silikat) (sangat mudah terlarut)
lambat keterlarutannya)
3. Karbonasi : reaksi suatu senyawa dengan asam karbonat di mana asam karbonat merupakan asam lemah yang diproduksi dari gas CO2 yang terlarut dalam air.
Contoh :
H+ + HCO3-® H2CO3 ®CO2 + H2O
Ca (HCO3)2®CaCO3 + H+ + HCO3-
(kalsit,sedikit larut) mudah larut
Hidrolisis dan karbonasi merupakan proses pelapukan kimia yang paling efektif dalam proses pembentukan tanah.
4. Reduksi : proses kimia dimana muatan negatif naik, sedangkan muatan positif menurun. Misalnya CaSO4 (keras) yang dilarutkan dalam air hingga membentuk CaSO4.2H2O (lebih lunak).
5. Oksidasi : kehilangan elektron atau penggabungan suatu senyawa dengan oksigen. Mineral yang teroksidasi meningkat volumenya karena penambahan oksigen dan umumnya lebih lunak.
6. Hidrasi : kombinasi kemikalia padat, seperti mineral atau garam, dengan air. Hidrasi menyebabkan perubahan struktur mineral dengan cara meningkatkan volumenya sehingga mineral menjadi lebih lunak dan mudah terdekomposisi.
Iklim di berbagai wilayah berbeda-beda sehingga proses pembentukan tanah d wilayah tersebut pun berbeda pula. Indonesia yang beriklim tropis, memiliki tanah yang lebih subur daripada tanah di negara-negara Eropa ataupun negara-negara Afrika. Tetapi, selain itu waktu juga mempengaruhi proses pembentukan tanah.
5 komentar:
tulisannya keren. ijin kopas ya.. mbak, untuk referensi tugas kuliah. makasih, arigato gozaimas. :)
iya, boleh2...
izin copas jg ya mba,,,
makasih,,,,
(y) buat infonya.. boleh tau dapusnya apa aja?
makasih.. :)
tulisannya bagus, dapat di mengerti
Posting Komentar