Irigasi
Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan, perikanan atau tambak dan sebagainya yang intinya adalah untuk keperluan usaha tani. Usaha tersebut terutama menyangkut pembuatan bangunan-bangunan dan saluran-saluran, membagi-bagikan air ke areal pertanian secara teratur dengan waktu yang tepat, baik air yang diperlukan maupun yang harus dibuang untuk kelangsungan hidup tanaman.
Irigasi juga bisa diartikan pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhannya. Kebutuhan air tanaman sama dengan kehilangan air per satuan luas yang diakibatkan oleh kanopi tanaman ditambah dengan hilangnya air melalui penguapan permukaan tanah pada luasan tertentu.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.
Tujuan Irigasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari irigasi dalam usaha tani antara lain:
a. Menambah air pada areal pertanian, hal ini dilakukan untuk mencukupi air, terutama pada saat tidak turun hujan.
b. Memupuk areal pertanian karena selama air yang dialirkan dari sumber air sampai ke areal pertanian banyak mengandung unsur-unsur hara yang banyak dibutuhkan untuk kehidupan tanaman.
c. Mengatur suhu tanah dan suhu air pada suatu areal pertanian
d. Memperbanyak air tanah yaitu dengan adanya perembesan melalui dinding-dinding saluran, air tanah akan bertambah menjadi banyak. Dengan demikian permukaan air tanah menjadi tinggi dan akibatnya kebutuhan tanaman akan air tercukupi.
e. Memberantas hama dalam tanah, yaitu dengan menggenangkan tanah maka ulat-ulat, tikus dan lain-lain yang dapat mengganggu tanaman akan mati atau tidak kuat bersembunyi lama di dalam tanah.
Sistem Irigasi Tetes
Sistem irigasi tetes adalah sebuah sistem yang menggunakan tabung dan drippers untuk mengantarkan air pada tekanan rendah langsung ke akar tanaman. Hal ini untuk mencegah tanaman tergenang air, pasokan air irigasi tetes akan mengalir setetes demi setetes dengan kecepatan sangat pelan dan mempertahankan tanah udara yang diperlukan oleh akar tanaman untuk pertumbuhan yang sehat.
Jumlah air untuk masing-masing tanaman dapat dikontrol dengan tepat untuk pertumbuhan maksimum. Sistem irigasi tetes menghilangkan sebagian besar kehilangan air untuk penguapan, limpasan, overspray, erosi dan angin.sistem irigasi tetes memiliki efisiensi hingga 95% dibandingkan dengan 50 hingga 65% untuk biaya overhead penyiram, dengan system ini kita akan menghemat penggunaan air untuk menyiram tanaman.
Salah satu rahasia membuat tanaman subur dan sehat adalah dengan cara mengalirkan air yang sering sampai ke dalam akar. Sistem irigasi tetes sangat bagus digunakan untuk tanaman bunga, sayuran, pohon, semak dan tanaman rumah kaca, karena sytemnya yang terus menerus mengalirkan air tetes demi tetes. dengan menggunakan sytem ini kita akan banyak sekali menghemat waktu dan uang karena kita tidak perlu menyiram air berlebihan setiap waktu yang hal ini akan sangat memboroskan pasokan air dan membuat tanaman rusak.
Sangat mudah untuk mengotomatisasi irigasi tetes dengan menambahkan baterai yang dioperasikan timer dan menghemat waktu Anda yang berharga untuk tugas-tugas lain yang lebih penting. Digital timers can be set to turn on automatically at any time of day and for as long as necessary. Digital timer dapat diatur untuk mengaktifkan secara otomatis pada setiap saat, siang dan untuk selama diperlukan.
Sistem irigasi tetes bekerja dengan tekanan rendah, volume rendah penyemprot yang ideal untuk menjaga tanaman benih basah. Penggunaannya sangat mudah. dengan dilengkapi baterai untuk mengotomatiskan irigasi tetes yang dioperasikan dengan timer sehingga menghemat waktu anda yang berharga untuk tugas-tugas lain yang lebih penting. Digital timer dapat diatur untuk mengaktifkan secara otomatis pada setiap saat, siang dan untuk selama diperlukan.
Macam-Macam Sistem Irigasi
Dalam memberikan air pada areal persawahan ada beberapa macam cara tergantung dari jenis tanaman yang akan dialiri. Cara pengambilan air tersebut adalah:
1. Sprinkler
Adalah cara membasahi tanaman dengan cara menyemprotkan air ke udara sehingga tanaman mendapatkan air dari atas seperti hujan. Alat ini ditempatkan pada interval tertentu sesuai kebutuhan.
2. Drip Irrigation
Adalah cara membasahi tanaman dengan jalan menentukan air pada permukaan tanah sekitartanaman sesuai dengan kebutuhannya.
3. Penggenangan
Sistem penggenangan hanya cocok untuk beberapa jenis tertentu terutama padi. Jadi air digenangkan pada petak sawah hingga ketinggian tertentu, tergantung jenis padi.
4. Pompa
Adalah cara membasahi tanah pertanian dengan jalan menaikkan air (menyedot air) untuk dialirkan ke daerah pertanian yang mempunyai elevasi yang lebih tinggi.
5. Gravitasi
Air dengan beratnya sendiri dan pengaruh gravitasi menuju ketempat yang lebih rendah ke daerah yang dialiri lebih rendah elevasinya sehingga tinggi membuat saluran.
MACAM-MACAM SISTEM IRIGASI
a. sistem irigasi permukaan (surface irrigation system)
Sistem irigasi permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu peluapan dan penggenangan bebas (tanpa kendali) serta peluapan penggenangan secara terkendali. Sistem irigasi permukaan yang paling sederhana adalah peluapan bebas dan penggenangan. Dalam hal. ini air diberikan pada areal irigasi dengan jalan peluapan untuk menggenangi kiri atau kanan sungai yang mempunyai permukaan datar. Sebagai contoh adalah sistem irigasi kuno di Mesir. Sistem ini mempunyai efisiensi yang rendah karena penggunaan air tidak terkontrol.
Sistem irigasi permukaan lainnya adalah peluapan dan penggenangan secara terkendali. Cara yang umum digunakan dalam hal ini adalah dengan menggunakan bangunan penangkap, saluran pembagi saluran pemberi, dan peluapan ke dalam petakpetak lahan beririgasi. Jenis bangunan penangkap bermacam-macam, diantaranya adalah (1) bendung, (2) intake, dan (3) stasiun
pompa.
b. sistem irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation system)
Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air ke dalam tanah di bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun dengan menggunakan pipa porus. Lengas tanah digerakkan oleh gaya kapilermenuju zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman.
c. sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation system)
Prinsip yang digunakan sistem ini adalah memberi tekanan pada air dalam pipa dan memancarkan ke udara sehingga menyerupai hujan selanjutnya jatuh pada permukaan tanah. Cara pemancaran dapat dilakukan dengan berbagai variasi, antara lain dengan menggunakan pipa porus ataupun menggunakan alat pancar yang bisa berputar. Untuk dapat memberikan siraman yang merata sering
digunakan alat pancar yang diletakkan di atas kereta dan dapat berpindah-pindah
d. sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip irrigation system).
Sistem irigasi tetes sering disebut dengan trickle irrigation atau kadang-kadang drip irrigation. Sistem yang digunakan adalah dengan memakai pipa-pipa dan pada tempat-tempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah. Perbedaan dengan sistem pancaran adalah besarnya tekanan
pada pipa yang tidak begitu besar
Pemilihan jenis sistem irigasi sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, klimatologi, topografi, fisik dan kimiawi lahan, biologis tanaman, sosial ekonomi dan budaya, teknologi (sebagai masukan sistem irigasi) serta keluaran atau hasil yang akan diharapkan.
KUALITAS AIR
Kualitas sumber air dari sungai-sungai penting di Indonesia umumnya tercemar amat sangat berat oleh limbah organik yang berasal dari limbah penduduk, industrin lainnya. Sungai mempunyai fungsi yang strategis dalam menunjang pengembangan suatu daerah, yaitu seringnya mempunyai multi fungsi yang sangat vital diantaranya sebagai sumber air minum, industri dan pertanian ataujuga pusat listrik tenaga air serta mungkin juga sebagai sarana rekreasi air.
Berbagai permasalahan sumber daya air, disamping pencemaran air yaitu sering pula terjadi banjir dengan luas rawan genangan banjir di daerah baik di daerah hulu juga hilirnya. Umumnya disebabkan bagian hulu sungai-sungai tersebut merupakan daerah kritis tanpa penutupan vegetasi. Sehingga kondisi saat ini mengakibatkan frekuensi kejadian banjir tahunan di musim hujan dan pencemaran yang diiringi dengan kasus konflik air terjadi sepanjang tahun.
Walaupun berbagai upaya untuk mengatasi hal ini telah dilakukan tetapi
tetap tidak dapat mengimbangi turunnya kualitas lingkungan atau dengan kata lain pendayagunaan wilayah DAS telah melampaui upaya pelestariannya.
Mutu Air untuk Tanaman
Parameter yang mempengaruhi mutu air irigasi untuk tanaman adalah: salinitas, permeabilitas, dan toksisitas. Masalah salinitas terjadi jika kandungan garam pada air irigasi atau airtanah cukup besar sehingga akumulasi garam di daerah perakaran tanaman akan terjadi sedemikian rupa sehingga tanaman tidak mampu lagi mengisap air (lengas) tanah di daerah perakaran. Salinitas lengas tanah yang tinggi menyebabkan tekanan osmotik menjadi lebih besar, sehingga sulit diisap oleh akar tanaman. Penurunan isapan air oleh akar menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman sehingga gejala nya seperti kekurangan air (tanaman layu). Tanaman mengisap sebagian besar air dari bagian atas daerah perakaran, sehingga kondisi salinitas di bagian ini sangat berpengaruh daripada di bagian bawah daerah perakaran. Mengelola kondisi optimum bagian atas perakaran dengan proses pencucian (leaching) menjadi sangat penting untuk tanah berkadar garam tinggi.
Permeabilitas dan laju infiltrasi tanah akan menurun akibat dari kandungan garam tertentu atau kekurangan garam tertentu dalam air irigasi. Faktor yang berpengaruh adalah: (a) kandungan Na relatif terhadap Ca dan Mg, (b) kandungan bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO3), dan (c) total kandungan garam dalam air. Toksisitas atau keracunan terhadap unsur Boron (B), Chlorida (Cl) dan Natrium (Na)
Mutu air dan masalah drainase sering berkaitan, sehinga pengendalian
kedalaman airtanah menjadi sangat penting. Garam akan berakumulasi pada bagian atas muka airtanah yang salin, sehingga jika muka airtanah terlalu dekat dengan perakaran tanaman maka tanaman akan terpengaruh. Proses pencucian melalui drainase bawah-permukaan sangat diperlukan untuk penyelesaian masalah ini.
Search
Entri Populer
-
Klasifikasi Ilmiah Bunga Alamada ( Allamanda cathartica L.) Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Magn...
-
Kacang tanah ( Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau legum dari famili Fabaceae. Di Indonesia tanaman kacang ta...
-
Andosol Andosol berasal dari bahasa jepang yaitu “ando” yang artinya hitam mata kelam. Tanah andosol adalah tanah berwarna hitam kel...
-
Asam amino adalah senyawa yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH 2 ). Keduanya terikat pada satu atom ...
-
Penyebab Perubahan Iklim, Akibat dan Upaya Mengatasi Perubahan Tersebut Bumi merupakan tempat ti...
Blog List
rekomendasi ku.. ^^
Translate
Minggu, 19 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar