Kamis, 21 April 2011

Tokoh, Mualaf dan Organisasi Islam di Jepang dan Kendala Umat Islam di Jepang Saat Ini

Diposting oleh Unknown di 12.14

Tokoh, Mualaf dan Organisasi Islam di Jepang

Orang Jepang pertama yang memeluk islam adalah Torajiro Yamada (tanpa catatan tahun), Mitsutaro Takaoka tahun 1909 kemudian Bunpachiro Ariga (1946), Hilal Yamada Torajiro (1957), Nurullah Tanaka Ippei (1934) dan masih banyak lagi (sumber : tidak dicatat). Orang Jepang muslim yang naik haji pertama kali adalah Haji Kataro Yamaoka. (sumber : Berita Antara). 

Sedangkan organisasi muslim pertama adalah Japan Muslim Association berdiri di tahun 1953 bawah pimpinan Sadiq Imaizumi dengan jumlah anggota sebanyak 65 orang.

Kendala Umat Islam di Jepang Saat Ini
Banyak kalangan berpendapat bahwa kesulitan terbesar umat Islam di Jepang adalah kurangnya tempat ibadah. Kebanyakan mesjid yang ada sangat jauh dari tempat tinggal atau tempat mereka bekerja. Kemudian kurangnya imam dan penceramah agama yang berkualitas dan mampu mengusasi bahasa Jepang sehingga penyebaran agama Islam di Jepang oleh banyak orang dikatakan seperti "jalan ditempat". (sumber tidak dicatat) Jadi bagi mereka yang berminat menjadi atau berprofesi sebagai seorang penyebar agama Islam di negara lain, mungkin Jepang adalah tempat yang cukup bagus untuk di pertimbangkan.
Sedangkan kendala lain seperti makanan halal misalnya sama sekali tidak dianggap masalah serius karena makanan jenis ini relatif mudah ditemukan khususnya lewat toko online. (Sumber artikel : tidak dicatat). Sedangkan khusus untuk kasus diskriminatif yang dialami oleh penduduk asli yang beralih menjadi muslim bisa dikatakan hampir tidak ada masalah berarti, kecuali masalah di lingkungan intern keluarga yang mungkin saja ada. Sekali lagi kebanyakan masyarakat Jepang kurang tertarik membahas atau mempersoalkan masalah agama.
Menurut pendapat saya, pada setiap topik yang membahas tentang perkembahang Islam di Jepang, ada satu hal yang hampir selalu luput dari perhatian banyak orang. Topik yang terlihat sepele namun sangat vital yaitu masalah pemakaman. Sedikit perlu diketahui bahwa makam sistem konvensional yaitu dengan cara dikubur sudah tidak ada lagi di negara tersebut. Sistem pemakaman modern di negara tersebut sepenuhnya menggunakan cara kremasi atau di bakar.
Beberapa makam konvensional yang masih tersisa atau diijinkan (nyaris) hanya untuk kuburan muslim saja yang saat ini bisa ditemukan di tiga tempat yaitu Yamanashi (dekat Tokyo), Kobe (Jepang tengah) dan Hokkaido (Jepang utara). Sayangnya walaupun memiliki cukup banyak kuburan muslim namun ukurannya relatif sempit dan hanya bisa menampung 100an atau 1000an makam saja, jadi diperkiraan dalam beberapa tahun saja kuburan tersebut akan segara penuh. Kemudian khusus untuk kuburan muslim Kobe, wilayah Jepang bagian tengah adalah milik pemerintah daerah jadi praktis tidak boleh dipakai oleh warga wilayah lain diluar Kobe.
Solusinya tentu saja harus membuat makam baru. Namun seperti halnya dengan membangun mesjid, kendala yang muncul selalu terbentur pada masalah klasik dana yang lumayan besar. Muslim di Hokkaido misalnya paling sedikit harus membayar ongkos pemakaman sebesar 6 juta yen atau sekitar 600 juta rupiah (Sumber: http://www.hisociety.jp/Graveyard.php). Hokkaido dikenal sebagai daerah pertanian dan peternakan yang itu berarti untuk mendapatkan lahan yang luas masih relatif mudah. Sedangkan untuk daerah metropolitan seperti Tokyo misalnya, tentu saja harga yang harus dibayar untuk tanah makam akan menjadi luar biasa mahal.
Bagian ini sepertinya nyaris luput dari perhatian banyak orang. Saya hanya bisa menduga duga, penyebabnya adalah karena sebagian besar dari umat muslim di negara tersebut adalah pendatang yang menentap di negara tersebut hanya untuk jangka waktu tertentu saja, seperti pelajar, mahasiswa atau pegawai kedutaan negara arab atau Islam. Jadi kematian adalah kasus langka ataupun kalau terjadi biasanya akan dipilih alternatif termurah yaitu menguburkannya di negeri asalnya. Untuk pengiriman jasad dari Jepang ke Indonesia misalnya, biaya yang dibutuhkan adalah sekitar 1juta yen atau sekitar 100 juta rupiah.

sumber:  http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/artikel/utama/agama_islam.html

1 komentar:

Cahpordjo76 mengatakan...

Makasih infonya ya

Posting Komentar

 

Little Shining Light Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea